TEMPO Interaktif, Bandung - Sebelum menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jenderal Sutarman pernah menduduki beberapa posisi penting. Selain kepala sekolah perwira dan Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, ia pernah pula menjadi ajudan almarhum Presiden Abdurrahman Wahid di tahun 2000.
Sutarman mengaku belajar banyak dari Gus Dur, panggilan akrab mendiang Abdurrahman Wahid. Ia misalnya mengaku menjadi lebih paham seluk-beluk politik setelah menjadi ajudan Presiden keempat itu.
Dari Gus Dur pula, Sutarman belajar humor. "Jadi maaf kalau kadang saya ngelantur guyon enggak serius. Itu gara-gara saya terpengaruh Gus Dur," kata dia saat berpidato dalam acara pisah-sambut kepala Polda lama dan baru di markas Polda Jawa Barat (23/6).
Sutarman pun sempat menyitir salah satu banyolan yang dibisikkan mendiang Gus Dur kepada dirinya di sela sebuah acara resmi kepresidenan. Saat itu, ia menuturkan, seorang pejabat didaulat memberikan sambutan di depan forum.
Si pejabat membuka sambutan dengan kalimat "Memanjatkan puji syukur kepada Tuhan". "Saat itu Gus Dur langsung membisiki saya. Man, puji dan syukur kan sudah bisa manjat sendiri, ngapain dipanjatkan," tutur dia disambut tawa hadirin.
Agaknya dari Gus Dur pula, Sutarman belajar tentang pentingnya mendengar langsung aspirasi masyarakat. Seusai acara melepas pendahulunya, Inspektur Jenderal Timur Pradopo, ia mengobral nomor telepon genggamnya kepada wartawan.
Sutarman pun meminta wartawan untuk menyiarkan nomor telepon tersebut melalui berita. "Nomor saya 0811371881, silakan disebarkan melalui berita media supaya diketahui masyarakat."
Ia menyatakan siap menjawab langsung pesan pendek dan telepon dari warga masyarakat. "Kecuali kalau saya sedang rapat dan sedang tidur, mohon maklum (jawabannya akan tertunda)," tandas Sutarman.
Sutarman dilantik sebagai Kepala Polda Jawa Barat Selasa (22/6) kemarin di Mabes Polri. Ia menggantikan Inspektur Jenderal Timur Pradopo yang kini menjabat Kepala Polda Metro Jaya.
ERICK P HARDI