TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia, Darmaningtyas, mengatakan perlunya revolusi total dalam perbaikan transportasi di Jakarta. "Tidak lagi reformasi. Tapi perlu revolusi," katanya seusai peluncuran buku "Transportasi di Kota: Menjemput Maut" di Dewan Pers, Rabu (23/6).
Menurut dia, revolusi bisa dilakukan dengan mencegah penambahan fasilitas seperti jalan layang ataupun terowongan.
Transportasi di Jakarta, katanya, sering mendatangi maut karena penerapan kebijakan dari pemerintah daerah untuk menciptakan suatu sistem transportasi yang baik tidak berlangsung lancar. "Di KRL misalnya, masih banyak penumpang yang berada di atas kereta," tuturnya.
Dia menghargai pemerintah daerah yang menerapkan pola transportasi makro di Jakarta. Namun, sayangnya belum dijalankan dengan konsisten. "Padahal langkahnya telah jelas," katanya.
Untuk itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta fokus pada tiga program untuk kemajuan transportasi umum di Jakarta. Tiga program tersebut adalah Busway Transjakarta, revitalisasi Kereta Rel Listrik di wilayah Jabodetabek, dan Mass Rapid Transportation (MRT).
"Cukup itu saja yang menjadi fokus pemerintah daerah saat ini. Tidak perlu muluk-muluk," kata Ketua MTI Danang Parikesit. Menurut perhitungan MTI, pemerintah daerah dapat menyelesaikan ketiga program tersebut hingga 2014. "Perhitungan kami, 2014 tuntas," katanya.
Sedangkan untuk teknologi transportasi lain yang berencana diterapkan di Jakarta seperti monorail, menurut Danang, sebaiknya dipikirkan setelah ketiga program tadi rampung. "Kalau sudah selesai tiga program itu, baru dibicarakan lagi pada 2014," katanya.
SUTJI DECILYA