TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengingatkan media khususnya televisi menghargai privasi nara sumber sesuai kode etik jurnalistik. Salah satunya tidak memaksa Nazriel " Ariel" Irham, Luna Maya dan Cut Tari jika ketiganya tidak mau diwawancara. "Semua pihak boleh berharap ketiganya berbicara, tapi tidak berhak memaksa mereka bicara atau mengakui sesuatu yang bersifat privat," kata Bagir Manan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/6)
Menurut Bagir, sejak tersebarnya video porno yang diduga dilakukan ketiga artis itu, media massa terus gencar memberitakan kasus itu. Para jurnalis juga terus berusaha keras mendapatkan pernyataan langsung dari Ariel, Luna dan Cut Tari.
Sayanya, dalam proses pencarian konfirmasi, jurnalis terlalu bersemangat dan sering tidak mengindahkan kode etik jurnalistik. Bagir bahkan menyebut, jurnalis beberapa media tampak melakukan tindakan mendorong, memegang tubuh nara sumber, membenturkan kamera ke bagian tubuh bahkan menghalangi nara sumber untuk masuk mobil.
Itu juga yang kemudian menyebabkan seorang kameramen melaporkan Ariel ke polisi dengan tuduhan merusak kamera. Begitu pula dengan insiden reporter kakinya terlindas mobil yang ditumpangi Ariel ketika hendak menjauh dari kerumunan wartawan. "Semua kan sebab akibat. Ini adalah bagian dari wadah privasi mereka. " ujarnya.
Bagir berharap, kasus Luna-Ariel tidak bergeser ke persoalan pers yang mengarah pada pelanggaran kode etik " Kita menghindari pers digugat karena masalah privasi ini, selain jangan sampai juga dianggap mencemarkan nama baik karena cara menyampaikan beritanya tidak baik,"ujarnya.
MUNAWWAROH