TEMPO Interaktif, Jakarta - Pendaftaran calon siswa SMU berlangsung ricuh. Sistem pelayanan yang disiapkan petugas banyak diprotes sejumlah orang tua murid. “Berantakan,” ujar Fifin Yuliasari, 32 tahun, warga Cimanggis yang hendak mendaftarkan anak sepupunya di SMU 68, Jakarta Pusat (28/6).
SMU 68 adalah lokasi sekolah yang disediakan dinas pendidikan guna melayani calon peserta didik yang berasal dari luar Jakarta (selain Tangerang, Bekasi dan Depok). Pra pendaftaran calon siswa dimulai hari ini dan berakhir hingga tanggal 30 Juni ini.
Fifin menjelaskan, buruknya sistem pelayanan tampak dari pembagian antrean yang tidak jelas. “Mereka yang ngantre pertama belum tentu dipanggil duluan, bahkan hingga sore ini. Seolah tidak ada persiapan. Saya kira ini akibat dari minimnya petugas,” ujar wanita asal Jawa Timur ini.
Amburadulnya sistem pelayanan lekas memicu emosi sejumlah orang tua murid. Mereka memprotes sikap petugas yang tidak menghargai usaha sejumlah orang tua murid yang telah mengantre sejak pagi hari. “Banyak yang protes,” jelas Fifin.
Untuk mengurus proses pra pendaftaran, kata Fifin, setiap calon siswa diminta untuk membeli map dan menyerahkan berkas persyaratan (keterangan lulus sekolah dan ujian nasional) di tiga loket yang telah ditentukan. Berkas yang diterima lalu akan didaftarkan petugas secara online.
RIKY FERDIANTO