Berdasarkan pengamatan Tempo, kerusakan jalan terjadi hampir di sepanjang jalur. Badan jalan dipenuhi lubang dengan garis tengah satu meter dan kedalaman rata-rata 20 centimeter.
Kerusakan terparah terdapat di kawasan Suciharjo, Kecamatan Parengan, Tuban. Badan jalan ambles sekitar satu meter dengan panjang 15 meter hingga 17 meter. Kerusakan di kawasan ini semakin parah akibat terjangan banjir tiga bulan lalu yang menggerus badan jalan.
Pengguna jalan mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Kendaraan yang lalu lalang hanya bisa menggunakan separuh badan jalan. Selain mengakibatkan kemacetan, juga rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Apalagi pada malam hari suasana gelap karena tidak ada penerangan jalan umum (PJU). ”Pengendara sepeda motor sering jatuh,” ujar Gunadi, warga Desa Suciharjo.
Di tepi jalan terdapat papan yang berisi data proyek perbaikan jalan, termasuk rehabilitasi jembatan Ngaras pada ruas jalan antara Parengan – Jatirogo. Seluruh biayanya Rp 1 miliar. Pelaksana proyek adalah PT Dwi Mulyo Lestari.
Camat Parengan Eko Yuli mengatakan, sudah melaporkan kerusakan jalan tersebut kepada Dinas Pekerjaan Umum Tuban. Namun dia mendapat penjelasan bahwa proyek perbaikan jalan dan jembatan itu dibiayai Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Perbaikan terhadap kerusakan jalan masih menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana proyek. ”Masa peratawannya masih ada, koq tidak juga dilakukan,” katanya kepada Tempo.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Tuban Gatot Setiyono juga membenarkan proyek perbaikan jalan dan jembatan di jalur tersebut penanganannya dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. ”Kami sudah coba koordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum Tuban agar segera dilakukan perbaikan,” ucapnya ketika dihububungi Tempo, Rabu pagi (30/6).
Jalur Tuban – Bojonegoro merupakan jalur lalu lintas yang cukup padat. Jalur ini juga merupakan jalur alternatif pada saat-saat jalur jalan pantai utara (Pantura) mengalami kemacetan. Sebab jalur ini menjadi penghubung antara Semarang - Surabaya melalui jalur tengah. SUJATMIKO.