”Kami juga masih menemukan lebih dari 50 penambang pasir mekanik. Itu sangat mengejutkan,” kata Direktur Ecoton Prigi Arisandi, Rabu (30/6). Menurut Prigi, penelitian dilakukan selama tiga hari, sejak Senin (28/6) hingga Rabu siang tadi.
Dijelaskan oleh Prigi, Perum Jasa Tirta I Malang mengatakan, tahun 2010 ini hanya terdapat delapan lokasi kerusakan di kawasan Jombang. Namun, setelah dilakukan penelitian oleh Ecoton, jumlahnya ternyata lebih banyak.
Dari tiga kabupaten tersebut, jumlah terbanyak, yakni 16 lokasi terdapat di Kabupaten Jombang, tujuh lokasi di Nganjuk, dan dua lokasi di Kabupaten Mojokerto.
Tanggul-tanggul yang jebol di Kabupaten Jombang, antara lain terdapat di Desa Sumber agung, Rejo Agung, Megaluh, Ngogri, Jatimlerek, Karang Mojo, Jati Gedong, Ploso, Kepuh Doko, dan Desa Tanggung Kramat.
Peneliti Ecoton, Daru Setyo Rini menambahkan, tepian sungai Brantas yang terus tergerus akibat jebolnya tanggul semakin dekat dengan lokasi pemukiman warga. Bahkan, dekat dengan fasilitas umum. Sebuah masjid di Desa Kepuh Doko hanya 10 meter dengan bibir sungai. Selain itu, ada bangunan sekolah madrasah yang temboknya ambrol ke sungai.
Rini meminta masing-masing daerah segera mencarikan solusi yang terbaik, sehingga pada satu sisi keselamatan lingkungan terjaga, dan para penambang tetap mendapatkan sumber mata pencaharian. ”Kegiatan penambangan pasir harus dihentikan. Para pekerjanya dialihkan untuk mencari pekerjaan lain,” katanya. MUHAMMAD TAUFIK.