TEMPO Interaktif, Jakarta -Carrefour segera melepas sahamnya di Malaysia, Thailand, dan Singapura dan memutuskan fokus pada negara-negara yang dianggap memimpin pasar bagi perusahaan ritel terbesar dunia asal Perancis tersebut.
Rencana penjualan saham tersebut sejalan dengan strategi yang sedang disusun oleh Chiep Executive Carrefour, Lars Olofsson. Carrefour akan berinvestasi di negara-negara yang memiliki prospek baik ke depan.
Hanya saja, Carrefour menolak berkomentar tentang nilai saham yang dijual dari tiga negara ASEAN itu. Namun, analis memperkirakan nilai saham tersebut berkisar 600 juta euro hingga 800 juta euro.
Pekan lalu Olofsson, juga menutup operasional Carrefour di Rusia dan kawasan selatan Italia. Saat ini, Carrefour tengah melakukan negosiasi dan kesepakatan dengan serikat pekerja di Belgia untuk merestrukturisasi operasionalnya yang terus merugi.
Di Asia, Carrefour memimpin pasar di Cina dan Indonesia. Di Negeri Tirai Bambu itu, Carrefour menguasai tiga perempat dari seluruh gerainya dan terbesar kedua adalah Indonesia. Olofsson, menggambarkan Cina dan Indonesia sebagai sangat menjanjikan.
Asia tercatat memberikan 8 persen dari total penjualan Carrefour pada tahun lalu sebesar 86 juta euro. Dari 626 gerai di Asia hingga akhir 2009, sebesar 68 persennya berada di Cina, sedangkan Indonesia memiliki 76 gerai, dan Taiwan ada 65 gerai. Di Thailand ada 40 gerai, Malaysia 19 gerai, dan Singapura dua gerai.
Pada 20 April lalu Trans Corp, anak perusahaan Para Group, mengumumkan telah mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia. Perusahaan milik pengusaha Chairul Tanjung itu menjadi pemegang saham tunggal terbesar dengan nilai akuisisi berkisar US$ 300-400 juta.
Selain Trans Corp, saham PT Carrefour Indonesia juga dimiliki oleh Carrefour SA sebesar 39 persen, Carrefour Nederland BV sebesar 9,5 persen, dan Onesia BV sebesar 11,5 persen.
FINANCIAL TIMES | MARIA