Suzuki Rg-R Sepeda Motor Gado-Gado
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 6 Juli 2010 02:21 WIB
Suzuki GSX R 600. Dok: www.totalmotorcycle.com
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Produsen kendaraan roda dua kini tidak lagi banyak memproduksi suku cadang mesin dua langkah (2 tak).

Karakteristik mesin 2 tak yang cenderung lebih boros ketimbang mesin empat langkah (4 tak), suara mesin yang lebih keras, serta asap buangan yang jauh lebih tebal, membuat produsen suku cadang membatasi produksinya. Namun bukan berarti pecinta sepeda motor yang telah dibatasi suku cadannya itu serta merta meninggalkannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satunya ialah pencinta sepeda motor Suzuki Rg-R yang masih setia, bahkan komunitasnya hingga luar Pulau Jawa.

“Suku cadang untuk Rg-R tidak memang semua tersedia di bengkel atau dari pihak dealer Suzuki. Tapi beberapa suku cadangnya bisa disesuaikan atau kanibal dari sepeda motor merk lain,” ujar pengurus komunitas Suzuki Rg-R Bandung, Argo.

Hal itu diamini mekanik sekaligus anggota komunitas RGRider, Jakarta, Irpana Satya. Menurut Irpana, beberapa komponen mesin penggerak, seperti unit kopling, bisa dengan menggunakan berbagai merk sepeda motor. “Jadi Rg-R sudah seperti gado-gado,” pungkasnya.

Bahkan anggota komunitas Rg-R Yogyakarta, Ariek Wisnu Wibisono mengaku pernah mencoba membuat suku cadang sendiri.  Hal nekat itu dilakukannya, karena menurutnya ‘keramahan’ Suzuki Rg-R terhadap suku cadang kanibal telah teruji. “Komponen yang pernah dibuat sendiri yakni gasket. Ada juga yang mencoba membuat piston untuk Rg-R,” ungkapnya. 

Suku cadang buatan tersebut juga berlaku bagi komponen eskternal, seperti velg roda. Mekanik bengkel khusus Suzuki Rg-R yang berada di bilangan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Sodikin mengaku pernah menggunakan velg sport buatan Surabaya. “Dulu mereknya “Morodadi” tapi sekarang sudah tidak lagi produksi,” ujarnya.

Sementara eksistensi Suzuki Rg-R terbukti dari masih sering diadakannya turnamen balap di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, bahkan hingga di Bali.

Penyelenggara turnamen sekaligus Ketua RGRider, Jakarta, Mario Rheso mengaku masih rutin mengadakan ajang balap untuk keeratan sesama pengguna Suzuki Rg-R di Sentul, Bogor.  “Ini kegiatan sportif dan positif, bahwa kalau mau balapan, ada tempatnya. Tidak ugal-ugalan di jalanan,” ujarnya. Meski para anggota komunitas tersebut mengakui masih adanya ajang balapan liar, namun mereka sebisa mungkin tidak ikut turun di arena liar tersebut.

“Untuk ajang drag bike (liar) kami menjaga agar Rg-R tak ada yang turut atau ikut-ikutan. Kami ini komunitas melek hukum,” seloroh Cahyo dari Jogja Rg-R Resurrection.

ANGIOLA HARRY

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi