TEMPO Interaktif, Jakarta - Keluarga Tama Satrya Langkun-- korban pengeroyokan orang tak dikenal di Duren Tiga, Jakarta Selatan--merasa risau kalau kejadian lebih buruk akan menimpa Tama.
Menurut Kibar Dwi Lazuardy Langkun, adik Tama, keluarga cemas dengan intimidasi pihak tertentu yang membuat kakaknya mengalami trauma hebat di kepala. "Kami takut ada rentetan ancaman lagi," kata Kibar di ruang UGD RSCM malam ini.
Meski begitu, Kibar memandang, kejadian ini merupakan risiko dari pekerjaan kakaknya yang menempati Divisi Investigasi ICW.
Kibar menemani Tama bersama orang tua dan adiknya bernama Bunga Castalia Pilar Ridya Langkun, 17 tahun. Tama sendiri adalah anak sulung--dari tiga bersaudara--dan berusia 26 tahun. Sementara Kibar berusia 23 tahun.
Tama di dikenal keluarganya sebagai pria bertanggungjawab. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Jayabaya pada 2007 ini memiliki selera humor tinggi. "Sering sekali dia membuat tertawa saya," kata Kibar.
Pada 2009, Tama masuk Divisi Investigasi ICW. Semenjak itu, Tama jarang pulang ke rumah orang tuanya di Cileungsi Bogor. Dia sering tinggal di Kalibata, Jakarta Selatan--kantor ICW.
Saat kejadian, Tama baru saja nonton bareng di salah satu Cafe di Kemang. Bunga mengatakan dia suka sekali tim Panser Jerman. Pulangnya Tama dikeroyok beberapa orang tak dikenal di Duren Tiga Jakarta Selatan.
Heru Triyono