TEMPO Interaktif, Jakarta -Torik Dasa Maulana, 25 tahun, pengemudi Toyota Avanza yang dicurigai terlibat penganiayaan aktivis ICW Tama Satrya Langkun mengaku depresi dengan pemberitaan dirinya. Karena itu, Torik berniat keluar kota dalam waktu dekat. "Dua hari lagi saya mau pergi ke Dubai," ujarnya kepada Tempo yang menghubunginya, semalam.
Pemuda lajang ini menuturkan, dirinya pusing dan jengah terhadap wartawan. Dirinya malu bukan main saat tempat kerjanya jadi sasaran wartawan dan polisi untuk mencari informasi. Menurutnya, karirnya sebagai sopir di PT Sutjiati Bhakti--perusahaan laundri dan catering--telah habis. "Gue dipecat secara tidak langsung. Kepercayaan bos sudah hilang," tandasnya.
Sosok Torik dalam kasus ini memang misterius. Sabtu lalu, ia menampakkan diri di rumah sakit menjenguk Tama dan mengklarifikasi posisinya. Ahad kemarin, Torik kembali menengok Tama dan bercerita rinci soal kejadian penganiayaan pelapor rekening mencurigakan Polri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Namun kesaksian Torik terasa janggal di mata Tama.
Menurut Tama, selama menjenguk, kata Tama, Torik meminta Tama tidak mencurigai dia. Apalagi, selama ini pemberitaan di media terkesan menyudutkan Torik.
Namun Tama mengaku, dirinya maupun ICW belum mengetahui identitas yang sebenarnya tentang Torik. "Kami belum tahu. Mungkin polisi sudah tahu identitasnya." ujarnya.
Karena itu dia masih menganggap ada beberapa hal yang janggal dari kesaksian pengemudi Avanza itu. Setidaknya ada tiga kejanggalan: pertama, terlihat dari kesaksian mengenai lama kejadian pengeroyokan.
Torik mengatakan lama kejadian sekitar 5 menit. "Dia bilang durasi kejadian 5 menit diukur dengan 1,5 lagu" ujarnya.
Menurut Tama, itu hanya 1 menit karena cepat sekali. " Bayangkan, 1 detik saja sebenarnya sudah bisa melakukan 2 kali pukulan," kata Tama.
Kejanggalan kedua, soal pemakaian samurai. Menurut Tama, Torik mengatakan pelaku berniat membunuh dirinya dengan menggunakan samurai. Namun kata Tama, jika pelaku berniat membunuh seharusnya hantaman pertama langsung ke batang leher.
Kejanggalan ketiga masalah plat motor pelaku. "Torik bilang motor pelaku tak ada plat. Tapi nggak masuk akal. Kalau kendaraan tidak ada plat seharusnya kan sudah diberhentikan oleh polisi." ujarnya.
HERU TRIYONO | WDA | ROSALINA