TEMPO Interaktif, Jakarta -PT Garuda Indonesia (Persero) tidak akan membagikan dividen kepada pemegang saham pasca-IPO atau penawaran saham perdana. Pasalnya, laba bersih Garuda beberapa tahun terakhir, tak bisa menutup akumulas rugi maskapai tersebut.
“Sekarang Garuda masih rugi. Neracanya masih negatif, karena itu tidak bisa membagikan dividen,” kata Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Said Didu, di kantornya, hari ini.
Garuda, kata Said, juga tidak memiliki pinjaman ke pemerintah dalam bentuk rekening dana investasi dan subloan agreement (RDI-SLA). “Karena yang diperoleh Garuda dari pemerintah bukan itu namun berupa penyertaan modal.”
Setelah selalu merugi, Garuda baru mulai mencatat laba bersih pada 2007 yakni sebesar Rp 259 miliar. Tahun berikutnya, Garuda meraih laba bersih Rp 669 miliar. Adapun pada 2009, Garuda memperoleh laba Rp 1 triliun.
Tahun ini, dijadwalkan Garuda akan menjadi emiten pada kuartal III atau IV-2010. Beberapa perusahaan sekuritas tertarik menjadi penjamin emisi Garuda, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Securities, dan PT Danareksa Sekuritas. Dari IPO tersebut, Garuda menargetkan bisa meraih dana US$ 300-hingga US$ 400 juta.
ISMA SAVITRI