TEMPO Interaktif, Jakarta -Koalisi Orang Tua Peduli Pendidikan dan Indonesia Corruption Watch hari ini mendatangi kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Mereka meminta penjelasan terkait anjoknya layanan penerimaaan siswa baru on-line. “Gangguan yang terjadi kemarin menimbulkan dampak dan kerugian,” ujar Ketua Aliansi Orang Tua Peduli Pendidikan Jumono hari ini.
Rombongan koalisi orang tua murid diterima oleh Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Rationo. Kepada Rationo, Peneliti Senior ICW, Febri Hendri, menanyakan alasan teknis gangguan yang terjadi kemarin. Ia juga meminta Rationo untuk menerangkan nilai anggaran yang dialokasikan untuk menyiapkan infrasturktur layanan tersebut.
Gangguan layanan pendaftaran online terjadi pada masa pendaftaran awal yang dibuka Dinas pendidikan sejak tanggal 1-2 Juli lalu. Sejumlah calon siswa SMU/SMK mendadak gagal mengakses layanan lantaran tingginya beban penggunaan. Akibat gangguan tersebut, Dinas Pendidikan meminta seluruh calon siswa untuk mendaftar ulang.
Rationo menjelaskan, gangguan yang terjadi kemarin disebabkan oleh minimnya daya dukung infrastruktur IT. Namun, persoalan itu telah diatasi atas bantuan PT Telkom. “Kerjasama dengan Telkom kami hentikan tahun 2009 lalu karena kami ingin membuat layanan yang mandiri. Namun, belakangan Telkom kami libatkan kembali,” ujarnya.
Namun, tidak semua penjelasan gagal diperoleh lantaran Rationo berjanji akan menjawab pertanyaan tersebut melalui surat tertulis. “Terlebih yang menyangkut masalah anggaran. Kami harus memastikan terlebih dahulu. Yang jelas tidak ada yang ingin kami tutup-tutupi. Kami yakin pengelolaan sistem pendidikan sudah diselenggarakan dengan akuntabel,” ujarnya.
RIKY FERDIANTO