TEMPO Interaktif, Makassar - Sekitar 25 ribu siswa SD, SMP dan SMA se Kota Makassar mengikuti pembukaan (MOS) Masa Orientasi Siswa secara serentak di Lapangan Karebosi pagi ini. MOS massal ini sengaja digelar untuk menanamkan benih anti kekerasan dan anti pornografi kepada siswa.
“Menyenangkan. Ada banyak hiburan,” kata Arwinny, siswa baru SMA Negeri 1 Makassarm kepada Tempo.
Pembukaan MOS massal ini dirangkaikan dengan deklarasi komitmen pelajar Makassar cinta damai. Kegiatan ini diisi dengan berbagai hiburan seperti penampilan tari-tarian tradisional, atraksi barongsai, band lokal, dan penampilan artis Hedy Yunus.
Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin yang membuka acara mengatakan, MOS merupakan proses pendekatan kepada siswa baru. “Kalau yang lalu-lalu selalu diidentikkan dengan kekerasan, sekarang lebih kepada hal-hal yang positif,” katanya.
MOS massal ini akan berlangsung sampai 18 Juli. Meski demikian, sebagian sekolah telah melaksanakan MOS sejak Senin lalu. Menanggapi hal ini, Sekertaris Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin mengatakan, hal tersebut tidak menjadi masalah meskipun hari pertama masuk sekolah tahun ajaran ini berdasarkan kalender pendidikan nasional adalah 16 Juli.
Dia mengatakan, setelah pembukaan MOS massal, akan dilanjutkan dengan MOS di sekolah masing-masing. MOS di sekolah akan diisi dengan materi ruangan. Tujuannya, untuk menghindari kekerasan atau hal-hal negatif lainnya. Materi itu antara lain wawasan wiyata mandala, kesadaran berbangsa dan bernegara, pengenalan kurikulum, bimbingan mental dengan ibadah bersama, etika berlalu lintas, dan ceramah anti narkoba, HIV/AIDS dan pornografi.
Meski berupaya menghilangkan kesan kekerasan, para siswa masih terlihat mengenakan pernak-pernik seperti pita rambut berwarna-warni. Hal yang sama juga ditemukan pada MOS di salah satu SMP, Kamis kemarin. Siswa baru mengenakan topi dari kertas berwarna-warni.
SUKMAWATI