TEMPO Interaktif, Jakarta -Cabai rawit merah oplosan masih membanjiri pasar. Cabai oplosan ini dijual dengan harga lebih rendah.
HD, 70, yang sudah berdagang di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan selama 20 tahun, mengakui mencampur cabai merah lama dan baru. "Saya biasa mencampur 5 kilogram cabai baru dengan cabai lama," kata HD saat ditemui Tempo hari ini.
Pedagang itu mencampur cabai baru dan lama untuk mendongkrak pendapatan. "Namanya juga cari makan," katanya.
Warna cabai merah oplosan tidak sama. Beberapa warnanya lebih gelap, dan lainnya lebih terang. Tangkai cabainya juga sudah kering dan coklat. Bahkan banyak yang sudah tidak bertangkai.
HD juga menjual cabai merah oplosan dengan harga lebih murah untuk menarik pembeli. "Biasanya saya beli Rp 38 ribu, kadang Rp 39 ribu per kilogram."
Sedangkan Suwiryah, 61, pedagang Pasar Kebayoran Lama yang lain, mengaku tidak menjual cabai oplosan. Ia menjual cabai rawit merahnya dengan harga Rp 45 ribu per kilogram. Cabai rawit yang dijualnya berwarna merah tua. Tangkai cabainya tidak terlalu kering, sebagian masih berwarna hijau segar.
Sumiyati, 45, yang sudah berdagang selama 10 tahun di Pasar Kebayoran Lama juga mengaku tidak mengoplos cabai dagangannya. "Kalau cabai rawit merahnya dioplos, harganya akan lebih murah, Rp 40 ribu," kata Sumiyati.
Sumiyati menetapkan harga tergantung pada usia cabainya. Cabai yang sudah berusia beberapa hari biasanya dijual Rp 45 ribu per kilogram. Cabai rawit merah yang kualitasnya bagus, dijual Rp 50 ribu per kilogram.
Sumiyati mengakui cabai oplosan masih ada di Pasar Kebayoran Lama. "Biasanya, 4 kilogram cabai rawit merah baru dioplos dengan 1 kilogram cabai rawit merah lama."
FEBRIANA FIRDAUS