TEMPO Interaktif, Kediri – Karnaval peragaan busana yang digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kota Kediri ke-1131 memicu kemacetan luar biasa. Arus lalu lintas di dalam kota maupun antarkota terhenti total selama lebih tiga jam.
Kemacetan ini terjadi akibat panitia HUT Kota Kediri menggelar karnaval busana tepat di jantung kota. Para perancang busana dan model itu menyusuri jalan protokol sepanjang 3,5 kilometer menuju Balai Kota. Untuk memudahkan para peserta karnaval, panitia menutup semua rute yang dilalui peserta.
Sejak pukul 14.00 WIB petugas Kepolisian Lalu Lintas setempat telah menutup Jalan PK Bangsa di sebelah barat Stadion Brawijaya yang menjadi tempat pemberangkatan karnaval. Disusul kemudian dengan Jalan Airlangga, Jalan Hayam Wuruk, hingga kantor Balai Kota Kediri di Jalan Basuki Rahmat.
Akibat penutupan ini seluruh kendaraan yang hendak memasuki pusat Kota Kediri langsung terhenti. Kondisi ini diperparah dengan penutupan jalur alternatif menuju kota untuk menghindari penumpukan kendaraan. “Tak ada lagi jalan masuk ke kota,” kata Sulistyo, 40, salah satu pengguna jalan yang hendak berbelanja ke kawasan pertokoan dekat Balai Kota.
Penutupan jalan ini juga berdampak pada kemacetan hebat di jalur antarkota Stadion Brawijaya. Meski tetap dibuka, jalur menuju Tulungagung dan Malang ini macet total akibat limpahan kendaraan. Sejumlah pengendara pun terlihat saling memaki saat berebut badan jalan di jalur tersebut.
Juru bicara Pemkot Kediri Nurmuhyar mengatakan parade busana ini diikuti lebih dari 350 perancang busana dan model. Selain diikuti desainer profesional, peragaan yang mengadopsi Jember Fashion Carnaval (JFC) ini juga melibatkan para pelajar. “Peserta dari luar kota juga ada,” katanya.
Peragaan busana seperti ini menurut Nurmuhyar baru pertama kalinya digelar di Kediri. Karena itu antusias masyarakat untuk menyaksikan sangat besar. Terlebih lagi karnaval ini merupakan rangkaian dari peringatan ulang tahun Kediri.
HARI TRI WASONO