TEMPO Interaktif, Jakarta: Pelecehan seksual dan pemerasanyang dilakukan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di taman Monumen Nasional (MOnas) menurut Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan adalah bukti bahwa Satpol PP belum berhasil melakukan pembenahan diri. "Sejak dulu sudah sering kejadian seperti itu di Monas dan hingga kini masih tetap terjadi, itu bukti bahwa Satpol PP masih belum berhasil melakukan pembenahan diri," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad (18/7).
Menurut Tigor, kuat dugaan bahwa saat ini sebagian oknum Satpol PP memanfaatkan Taman Monas sebagai lahan pemerasan dengan memberi peluang orang untuk melanggar aturan yang selanjutnya akan mereka peras. "Kalau malam, di sana ada orang yang menyewakan tikar untuk alas para pasangan berbuat mesum. Besar kemungkinan itu dikoordinir oleh oknum Satpol PP, karena itu dibiarkan saja padahal tidak mungkin Satpol PP tidak tahu," ujarnya.
Obyek pemerasan lainnya, kata Tigor, adalah para pedagang kaki lima di Monas. Begitu juga dengan pengendara sepeda motor dan mobil yang kerap masuk ke area taman Monas. "Padahal seharusnya motor dan mobil tidak boleh masuk, tapi kenapa masih banyak yang masuk dan kebut-kebutan," katanya. Padahal pintu masuk ke taman selalu dijaga Satpol PP.
Tigor pernah memergoki sejumlah anggota Satpol PP yang sedang mabuk pesta minuman keras di Monas. "Mereka sedang bertugas, memakai seragam Satpol PP tapi mabuk, sudah saya laporkan pada komandannya."
Tigor meminta pemerintah DKI Jakarta mengambil tindakan tegas. "Satpol PP yang terlibat harus dipecat dan diproses hukum, begitu juga dengan komandan regunya harus dipecat karena tidak mengontrol anak buah secara baik," katanya.
Kemarin, dua anggota Satpol PP, Cipto Ariyanto dan Suharyanto, diperiksa sebagai tersangka karena di duga melakukan pelecehan seksual dan memeras sepasang remaja di taman Monas.
AGUNG SEDAYU