TEMPO Interaktif, Makassar - Surat edaran PLN Cabang Makassar untuk captive power, industri, dan industri jasa agar menggunakan mesin genset pada beban puncak yakni pukul 18.00 hingga 22.00 Wita disikapi pihak industri. Mereka sudah menyiapkannya, tetapi penggunaan genset berpengaruh terhadap usaha.
Salah satunya PT Diamon, perusahaan penghasil es krim di Kawasan Industri Makassar (KIMA). Aman, kepala bagian teknisi operasional mesin genset PT Diamon mengatakan, pihaknya mempersiapkan genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik.
“Solar kami siap untuk beberapa hari,” katanya.
Menurut dia, sejak dikeluarkannya surat edaran PLN, PT Diamon belum pernah mengalami pemadaman listrik. “Meskipun demikian, kami harus tetap siap karena ini juga sudah merupakan perjanjian lama dengan pihak PLN menggunakan genset untuk industri besar,” kata dia.
Dalam satu jam, genset yang dioperasikan di Diamon menghabiskan 10 liter solar dengan estimasi biaya Rp 9.200 per liter. Dalam sehari memakai 40-50 liter jika pemadaman sampai 5 jam.
“Dua bulan lalu, biasanya pemadaman pukul sepuluh pagi hingga dua siang,” ucapnya.
Jika PT Diamon tidak mendapat pasokan listrik dari PLN, lanjutnya, terpaksa mengeluarkan biaya pengoperasian genset. “Secara otomatis ada penambahan biaya jika menggunakan genset,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Anggiat Sinaga, ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Selatan yang juga pimpinan Hotel Clarion. Menurut dia, peningkatan biaya listrik di Hotel Clarion mencapai 35 hingga 40 persen dalam sehari jika menggunakan genset selama 6 jam.
Anggiat mengatakan, akan ada penurunan keuntungan jika pemadaman dilakukan pada beban puncak selama 35 hari. “Penurunan bisa mencapai 5 persen dari laba kotor yang kami peroleh sebesar 30 persen,” kata dia.
“Kami hanya bisa berhemat dalam penggunaan listrik. Jika untuk menaikkan tarif kamar sudah tidak memungkinkan karena baru-baru ini untuk mengantisipasi kenaikan tarif dasar listrik per 1 Juli, kami sudah menakikan tarif hotel,” jelasnya.
KAMILIA