TEMPO Interaktif, Bandung - Arah kiblat di Indonesia berkisar antara 290 hingga 295 derajat sesuai masing-masing lokasi daerah. Penentuan arah itu secara sederhana bisa dilakukan lewat internet dan kompas.
Menurut dosen Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung Hasanuddin Zainal Abidin, ada berbagai cara menentukan arah kiblat dari yang sederhana hingga cukup rumit. Cara sederhana bisa dipakai orang untuk melaksanakan sholat. Adapun perhitungan yang rumit biasanya digunakan ketika menentukan kiblat di awal pendirian masjid.
Cara sederhana itu bisa diakses lewat situs www.qiblalocator.com. Di kotak lokasi pencariannya, pengguna tinggal mengetik nama kota atau daerah. Selanjutnya sebuah garis merah lurus yang menghubungkannya dengan Baitullah Ka'bah akan muncul bersama informasi jarak dan lokasi derajat di bagian bawah gambar peta.
Di Pulau Sumatera mulai dari Sabang, Aceh, Padang, dan Bandar Lampung, arah kiblat berkisar pada 291 hingga 295 derajat. Adapun di sejumlah ibukota provinsi di Pulau Jawa, arah sholatberada di angka 294 dan 295 derajat. "Selisih satu derajat tidak ada artinya buat orang sholat, tapi untuk kiblat masjid yang baru dibangun harus tepat sampai menit dan detiknya," kata Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi dan Informasi itu kepada Tempo di kantornya, hari ini.
Angka derajat tersebut selanjutnya disamakan dengan kompas digital di lapangan. Jika pengukur masih memakai kompas analog, posisinya berarti sedikit di atas titik barat yang berangka 270 derajat dari titik utara. "Arahnya diantara kuadran barat dan barat laut," katanya.
Sedangkan penentuan arah kiblat pada mesjid yang baru dibangun, tim dosen Geodesi biasanya memakai alat global positioning system (GPS), alat pengukur sudut theodolite, dan perangkat lunak penghitung arah. Memakai dua patok, arah kiblat bisa ditarik dengan garis lurus. "Cara ini sudah kami pakai di lima masjid di Jawa Barat," ujarnya.
Anwar Siswadi