TEMPO Interaktif, Apa arti dongeng? Menurut Poetri Soehendro, dongeng ibarat kendaraan. Bisa digunakan untuk tujuan apa saja. "Untuk hiburan, oke, untuk pendidikan, ayo," kata Poetri ketika ditemui di rumahnya di kawasan Cilandak Tengah, Jakarta Selatan, Senin lalu. Selain itu, Putri melanjutkan, dongeng elastis. Bisa ditarik-ulur menjadi apa saja.
Poetri adalah salah seorang pendongeng profesional dari sedikit pendongeng yang eksis di Indonesia. Ia tidak menyangka akan menjadi pendongeng. "Sejak kecil saya bodoh dan tak punya cita-cita," ujar perempuan berusia 46 tahun ini.
Poetri mengaku lemah dalam pelajaran matematika. "Ketika lulus SD dan SMP, nilai matematika saya merah," kata wanita yang lahir dan besar di Jakarta ini. "Kalau ada UAN kala itu, saya bisa mengulang ujian beberapa kali," kata dia sambil tergelak.
Walau jeblok dalam ilmu menghitung, putri tunggal dari pasangan R.H. Soehendro dan Maria Robot ini doyan baca. Dia mengaku sering dioleh-olehi cerita oleh ayahnya, yang sering keliling Indonesia. Ayahnya, pegawai di Merpati Nusantara Airlines, sering bercerita tentang soal kondisi di berbagai daerah di tempat ayahnya bertugas.
Ayahnya juga rajin memberi oleh-oleh buku. Tak hanya buku komik, buku bacaan berat juga sudah dilahapnya sejak duduk di bangku kelas V sekolah dasar. "Sejak kelas V, saya dilarang ayah baca buku bergambar," ucapnya. Kala itu dia sudah melahap karya terbitan Balai Pustaka, Marga T., Ashadi Siregar, Enyd Blyton, dan kisah Winnetou-nya Karl May.
Ketika SMA, prestasinya juga tak menonjol amat. "Saya terpikir untuk jadi sekretaris, soalnya kelihatan mudah." Namun, setelah lulus SMA, ibunya menyarankan agar dia menjadi guru. Alasannya sederhana. "Enggak ada guru yang nganggur dan tak ada sekolah yang tutup," ujarnya mengutip sang ibu.
Poetri mendaftarkan diri di beberapa sekolah tinggi. Ada tiga perguruan tinggi yang menerimanya, yakni Akademi Sekretaris Tarakanita, Jurusan Sastra Prancis Universitas Indonesia, dan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Jakarta. Namun kemudian ia memilih kuliah IKIP Jakarta.
Kala duduk di tingkat tiga bangku kuliah, era 1980-an, Poetri mulai hobi main, ngumpul dan kongko bareng teman-temannya di stasiun radio Prambors. Dia mulai bekerja sampingan sebagai penyiar di radio itu. "Waktu itu pekerjaan penyiar radio terdengar aneh dan tak sekeren seperti sekarang," ia mengenang.
Mendengar pekerjaan sambilannya sebagai penyiar, orang tuanya marah. "Tentu orang tua menginginkan anaknya segera lulus kuliah," kata dia. Poetri pun segera menuntaskan kuliah. Namun, seusai kuliah, harapan ibunya agar dia menjadi guru tak jua dilaksanakan. Dia justru bergelut di dunia periklanan dan rumah produksi.
Namun ia mengaku tidak bisa kerja kantoran. Hingga akhirnya dia kembali ke dunia semula: penyiar radio. "Saya ingin membuktikan bahwa kerja dengan celana pendek tetap bisa menghasilkan seperti kerja orang kantoran," kata dia.
Awal 2000-an, stasiun radio tempatnya bekerja menggelar siaran pagi. Awalnya siaran itu ditujukan bagi penduduk sekitar Jakarta yang bermobil menuju Jakarta. "Tentu mobil itu isinya ada ayah, ibu, dan anak," kata dia. Di antara siaran itu, iseng-iseng ia selipi dengan dongeng. Tak dinyana, selipan dongeng itu justru banyak pendengarnya.
Kemudian, Poetri tak hanya mendongeng secara on air. Dongeng off air juga mulai dirambah Poetri. Dia mendongeng bagi anak-anak. Pengalaman dan hobi membaca yang dia geluti sejak kecil membantunya membangun daya imajinasi. Poetri ingat kala kecil bagaimana pendongeng Pak Raden biasa mendongeng sambil menggambar. "Dia mendongeng dengan pas."
Walau begitu, awalnya Poetri mengaku kurang percaya diri. "Saya orang yang biasa bekerja di balik layar," kata dia. Namun perlahan kendala itu dikikis. Dibantu manajernya, ketika mendongeng, ia biasa didokumentasikan melalui foto ataupun video. "Dari foto atau video itu, kekurangan yang ada kemudian dievaluasi."
Poetri mengaku tak pernah bosan dengan dunia dongeng yang digelutinya. "Bagi saya, dunia dongeng bukan kerja, melainkan senang-senang." Poetri akan bangga dan penuh gairah jika ditanya profesinya sebagai pendongeng.
Dongeng pula yang membuatnya kemudian kuliah S-2 di Jurusan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ia ingin mempelajari lebih banyak tentang dunia anak-anak. Tesisnya pun soal dongeng. "Saya tak menyangka, dari main-main ini ternyata bisa juga diilmiahkan," kata dia.
Tak hanya bagi anak-anak, menurut dia, dongeng juga bisa diperuntukkan bagi orang dewasa. Poetri sudah beberapa kali mendongeng bagi orang dewasa. "Wayang kan sebenarnya juga dongeng," ujar Poetri.
"Dongeng juga bisa digunakan sebagai sarana mendidik."
Sebagai pendongeng, Poetri juga bisa menyebut dirinya sebagai seorang pendidik. Setidaknya, harapan ibunya agar dia menjadi guru atau pendidik akhirnya kesampaian.
Jadi memang benar, dongeng seperti kendaraan dan elastis.
NUR ROCHMI
BIODATA
Nama: Poetri Soehendro
Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 7 Juli 1964
Orang Tua: R.H. Soehendro & Maria Robot
Tokoh Favorit: Nurcholish Madjid
Hobi: Baca
Aktor Favorit: Jodie Foster
Musisi Favorit: Alicia Keys
Pendidikan :
IKIP Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
S-2 Psikologi Universitas Indonesia Jurusan Intervensi Sosial
Riwayat pekerjaan:
1993-1999: Senior Broadcast Manager JWT Adforce
2000-2005: Penyiar radio Female
2006-sekarang: Penyiar Radio dan pendongeng