TEMPO Interaktif, Jakarta - Dua karya jurnalistik Koran Tempo Makassar menjadi finalis Mochtar Lubis Award 2010, untuk kategori investigasi dengan judul "Bantuan Sosial Diduga Diselewengkan" dan kategori feature atau karangan khas dengan judul "Goresan Ongge di Kombou Velle". Penghargaan untuk pencapaian tertinggi jurnalisme di Indonesia itu akan diumumkan malam ini.
"Saya senang, koran baru, seperti Koran Tempo Makassar sudah menunjukkan sesuatu yang baik. Ini prestasi yang luar biasa sebagai pendatang baru di Makassar," kata Direktur Program Mochtar Lubis Award Ignatius Haryanto saat dihubungi kemarin.
Menurut dia, tahun ketiga pelaksanaan Mochtar Lubis Award ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Karya-karya jurnalistik tak hanya datang dari teman-teman wartawan di pusat, tapi juga banyak datang dari daerah. Dibanding 2009, pada tahun ini jumlah karya dari daerah mengalami peningkatan. Ada yang dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Panitia award kali ini menerima 233 karya dari 5 kategori dan 7 proposal fellowship. Namun, setelah diseleksi secara administratif dan persyaratan lomba, sebanyak 212 karya terpilih, yang kemudian dinilai oleh para juri. Dari jumlah tersebut, 32 karya masuk kategori berita berkaitan dengan pelayanan publik, 69 karya feature, 63 karya foto jurnalistik, 27 karya investigasi, dan 21 karya liputan mendalam bagi wartawan televisi.
Karya Arifuddin Kunu berjudul "Goresan Ongge di Kombou Velle" edisi 25 Mei 2010 di Koran Tempo Makassar akan bersaing dengan lima karya lain dalam kategori feature. Sedangkan karya tim yang dipimpin Ichsan Amin berjudul "Bantuan Sosial Diduga Diselewengkan" edisi 26 April hingga 5 Juni 2010 bersaing dengan tiga karya lain yang masih satu payung perusahaan, yakni PT Tempo Inti Media.
Lembaga Studi Pers dan Pembangunan menggelar Mochtar Lubis Award untuk ketiga kalinya, setelah sukses menggelar kegiatan serupa pada 2008 dan 2009. "Kami berharap acara ini bisa dilaksanakan setiap tahun," Ignatius menambahkan. Rencananya, pengumuman pemenang Mochtar Lubis Award 2009 di Hotel Santika, Jakarta, dihadiri Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Dadang Rahmat Hidayat, perwakilan kedutaan Selandia Baru, tokoh-tokoh pers, dan sejumlah wartawan senior.
IRMAWATI