TEMPO Interaktif, Yogyakarta-Kesalahan manusia (human error) mendominasi penyebab celakaan kereta api.
"Biasanya faktor human error terjadi pada pegawai kereta api yang tidak mengikuti standar operasi prosedur, mengantuk, tertidur serta pengaturan tugas dari dinas perkeretaapian yang kurang bagus sehingga petugas kelelahan," kata Direktur Keselamatan dan Teknik Sarana Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko di Yogyakarta hari ini.
Faktor yang menyebabkan kecelakaan kereta api lainnya yaitu, sarana yang mencapai 25 persen pada 2008. Dan, pada 2009 sebesar 27 persen akibat sarana kereta api. Sedangkan sisanya adalah prasarana dan faktor eksternal seperti bencana alam dan akibat kelalaian pengemudi kendaraan lainnya.Sedangkan sarana yang menjadi penyebab kecelakaan seperti pengereman yang tidak baik, as roda rusak, bearing (gir) yang macet, kelebihan beban, suku cadang yang tidak sesuai standar. Sedangkan prasarana lebih ke nonlokomotif dan rangkaian kereta seperti bantalan rel yang dicolong dan jembatan kurang bagus.
Adapun kecelakaan kereta api pada 2008 sebanyak 147 kasus. Dari jumlah itu sebanyak 33 persen disebabkan human error. Pada 2009 terjadi 90 kecelakaan dan 27 persen akibat human error. Sedangkan hingga 21 Juli 2010 terjadi 29 kecelakaan kereta api.
Untuk meminimalisir kecelakaan akibat human error, sesuai Undang-Undang nomor 23 tahun 2007 mengamanatkan sertifikasi kepada masinis dan awak operasional yang bertanggungjawab dalam aspek keselamatan perjalanan kereta api.
Hingga Juli 2010, awak perjalan kereta api di seluruh Indonesia yang sudah disertifikasi sebanyak 9.226 orang. Rinciannya masinis 2.272 orang, asisten masinis 1.017 orang, Pemimpin Perjalanan Kereta Api 2.583 orang, Petugas Jaga Lintasan 2.521 dan Juru Penilik Jalan 833 orang.
“Awak perjalanan kereta api yang belum disertifikasi masih ada sekitar 40 persen, yang belum disertifikasi akan diselesaikan hingga akhir bulan ini dan siap untuk angkuatn lebaran,” kata dia. Menurutnya, bagi mereka yang belum disertifikasi akan dilakukan uji sertifikasi dalam satu bulan ini. Sehingga mereka siap untuk angkutan Lebaran 2010.
Menurut Humas PT Kereta Api Daerah Operasi 6 Yogyakarta Eko Budiyanto, sejak kecelakaan kereta api Logawa di Madiun beberapa waktu, awak perjalanan kereta api ditingkatkan kualitasnya, salah satunya mengikuti uji kompetensi dan sertifikasi.
Ppara awak perjalanan yang sudah disetifikasi yakni, masinis 37, asisten masinis 50, pemimpin perjalanan kereta api 63, penjaga perlintasan 382, petugas penilik jalan 42. "Total sebanyak 574 petugas,” kata Eko.
MUH SYAIFULLAH