TEMPO Interaktif, Indramayu - Sebuah rumah sakit di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, merawat anak penderita kekurangan gizi. Kesulitan ekonomi membuat sang anak terlambat dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tempo, anak yang mengalami kekurangan gizi tersebut bernama Agung, 18 bulan, warga Blok Pilang Sari, Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Kondisi tubuh Agung terlihat sangat kurus dan lemah, rambut berwarna kemerahan seperti rambut jagung. Ia pun hampir menangis setiap saat.
Selain menderita kurang gizi, Agung pun divonis menderita penyakit penyerta berupa TB Paru dan kelainan jantung.
Ibu kandung Agung, Tingkem, 40 tahun, mengungkapkan sebenarnya penyakit anaknya sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir. "Bahkan pada usia sekarang ini ia tidak bisa beraktivitas termasuk berjalan seperti anak pada umumnya," kata Tingkem.
Karena suami yang hanya bekerja sebagai buruh tani, Tingkem pun mengaku tidak bisa membawa anaknya untuk berobat ke rumah sakit. Menurut Tingkem, sebagai buruh tani, suaminya hanya mendapatkan upah sebesar Rp 30 ribu per hari. "Itu pun sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari, tapi tetap tidak bisa memberi makan yang cukup bergizi untuk anak saya," katanya.
Selama ini, aku Tingkem, Agung hanya diberi makanan berupa bubur dan sayur. "Susu saya tidak bisa beli, harganya mahal," katanya. Bahkan saat sakit pun, Tingkem dan suaminya, Yani, tidak bisa membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang memadai. Agung hanya diberikan obat-obatan tradisional.
Sementara itu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pantura MA Sentot, Deden Bonn I Koswara, menjelaskan dengan berat badan yang hanya 7 kilogram, Agung dinyatakan menderita kekurangan gizi. "Selain itu berdasarkan gejala klinis berupa rambut kemerahan seperti jagung, Agung pun bisa masuk kategori kwashiorkor (gangguan gizi akibat kekurangan protein)," kata Deden.
Namun yang diderita Agung bukanlah kurang energi protein (KEP) murni karena Agung pun ternyata menderita penyakit penyerta. Berdasarkan rekam medis, Agung dinyatakan menderita TB Paru dan kelainan jantung sejak setahun berakhir. "Tapi pengobatannya tidak dilakukan hingga tuntas," kata Deden.
Karena itu, Agung akan diberikan perawatan intensif dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.
IVANSYAH