Banjir yang disertai lumpur itu juga merendam Desa Purwosari Kecamatan Torue, Desa Balinggi, dan Desa Suli kecamatan Balinggi. Tiga desa itu berada di wilayah jalan Trans Sulawesi. Akibatnya jalan tak bisa dilalui. Kendaraan yang melewati daerah itu terpaksa memilih jalur alternatif.
Informasi yang di himpun, kerusakan jembatan itu melumpuhkan jalur trasportasi di wilayah itu selama 15 Jam. Alat berat yang diturunkan Pemerintah Kabupaten setempat mengalami kesulitas ke lokasi bencana banjir di wilayah Torue dan Balinggi. Karena tertahan lbanjir Desa Purwosari.
Wakil Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu mengatakan jembatan yang rusak itu tidak terlalu panjang. Karena itu, dalam waktu sehari bisa diperbaiki meski sifatnya darurat. Ia menyebutkan jembatan yang menyerupai deker tak kuat menahan derasnya arus air, karena memang saat itu hujan deras tak henti- hentinya mengguyur wilayah itu.
“Alat berat kesulitan masuk ke lokasi banjir karena sepanjang jalan di genangi air yang ketinggiannya rata satu meter. Namum dengan berbagai upaya, akhirnya alat berat bisa sampai, sementara antrian panjang masih terjadi hingga kini “ katanya.
Samsurizal menambahkan , akibat banjir itu 60 kepala keluarga warga di Desa Sekarsari, Kecamatan Balinggi harus mengungsi ke salah satu gereja. Warga juga juga kelihangan ternak yang hanyut terbawah arus banjir.
Bukan hanya itu , banjir juga menyebabkan warga tak bisa memanen hasil sawahnya, karena seluruh areal persawaahan di desa Balinggi tergenang air termaksud ratusan karung gabah siap giling dari hasil panen juga ikut terendam banjir.
“Penanggulan banjir di wilayah ini masih bersifat darurat, seperti menyingkirkan lumpur yang menggenangi badan jalan dan lingkungan rumah warga dan menomalisasikan sungai di wilayah tersebut “ kata Samsurizal.
DARLIS