TEMPO Interaktif, Bandung - Institut Teknologi Bandung memiliki fasilitas medis yang cukup lengkap. Namun penggunaannya belum optimal untuk menolong mahasiswa yang sakit dan butuh pertolongan cepat.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Carmadi Mahbub mengatakan, kematian mahasiswa ITB Frans Norman Efram menjadi pelajaran untuk menangani sivitas akademika yang butuh pertolongan cepat. Sebelum ajal, Frans harus dilarikan dengan motor oleh temannya dari dalam kampus ke klinik depan gedung rektorat ITB.
"Sangat kami sayangkan juga karena kami punya ambulans," katanya kepada wartawan di gedung rektorat ITB, Jumat (23/7). Selain itu, ITB memiliki fasilitas rawat jalan dan rawat inap dekat masjid Salman yang terletak di depan kampus.
Dari berbagai masukan, kata dia, ITB perlu membenahi langkah pertolongan pada kecelakaan dan informasi pelaporannya, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga penjaga kampus.
Frans Norman Efram meninggal pada Kamis (22/7) malam sekitar pukul 20.00 WIB karena sakit asma. Beberapa jam sebelum meninggal, mahasiswa program studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 2009 itu tengah berkumpul bersama panitia persiapan penerimaan mahasiswa baru.
Karena kondisinya memburuk, rekannya membawa Frans naik sepeda motor mencari klinik di luar kampus. Setelah itu ia dibawa dengan angkutan umum ke rumah sakit rujukan.
ANWAR SISWADI