TEMPO Interaktif, Cirebon - Ribuan guru dan pelajar SMP dan SMA swasta yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Cirebon berunjuk rasa besar-besaran. Mereka memprotes dugaan pelanggaran yang terjadi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2010 sehingga sekolah swasta pun kekurangan siswa.
Ribuan guru dan murid sekolah swasta itu berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Cirebon. Koordinator aksi, Abu Malik mengungkapkan adanya dugaan anggota dewan yang memaksakan agar beberapa siswa yang mereka titipkan bisa diterima di sekolah negeri. "Mereka memaksakan pihak sekolah untuk menerima siswa titipan yang mereka inginkan," ujarnya. Akibatnya jumlah rombongan belajar atau kelas di sekolah negeri itu pun bertambah yang berarti melanggar peraturan walikota.
Abu mencontohkan di SMAN 6 Kota Cirebon telah kelebihan kelas hingga 3 kelas, padahal dalam Perwali sekolah tersebut hanya diperbolehkan membuka 6 kelas. "Sekolah ini pun akhirnya memiliki 9 kelas atau rombongan belajar baru karena banyaknya siswa tititpan," katanya.
Tidak hanya SMAN 6, sejumlah sekolah lain seperti SMAN 3 pun menerima siswa siswa baru melebihi ketentuan yang ada. Akibatnya sekolah swasta pun kehilangan siswa. "Bahkan ada SMP dan SMA swasta di Kota Cirebon yang hanya menerima siswa baru sebanyak 10 orang," kata Abu. Seperti SMA Kartika yang hanya menerima 5 siswa baru dan SMA Siliwangi yang hanya menerima 6 siswa baru.
Karenanya, mereka pun meminta dewan segera melakukan investigasi terkait banyaknya siswa titipan dari para oknum dewan sehingga menyebabkan banyak sekolah negeri yang kelebihan siswa baru.
Ketua DPRD Kota Cirebon, Nasrudin Azis, saat dimintai keterangan, secara tidak langsung mengakuinya. "Kami sudah menyampaikan langsung kepada kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak," katanya.
IVANSYAH