Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Carbon Trade Efefktif Cegah Kerusakan Hutan Meru Betiri  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, JEMBER - Rencana pemanfaatan hutan konservasi yang dikelola Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Jember sebagai kawasan produksi sekaligus kawasan pengkajian untuk perdagangan karbon (carbon trade) dinilai efektif untuk mencegah upaya perusakan hutan, seperti penambangan liar.

Menurut 'field staff' program itu, Seno Pramudita, selama ini pemerintah daerah dan masyarakat menganggap hutan lindung secara ekonomis kurang menguntungkan. Akibatnya proses deforestasi terus terjadi. “Dari yang dilegalisasi atas nama konservasi hingga yang melanggar hukum seperti pembalakan dan penambangan liar,” katanya, Senin (26/7).

Selama ini kawasan hutan konservasi TNMB seluas 58.000 hektare, yang membentang di wilayah Kabupaten Jember dan Banyuwangi, kerap menjadi sasaran pembalakan dan penambangan liar.

Pada tahun 1994 silam, hutan TNMB hampir menjadi kawasan penambangan karena diduga kuat mengandung emas dan bahan tambang berharga lainnya. Kemudian pada tahun 1998 lalu, kata dia, hutan TNMB pernah menjadi korban perambahan besar-besaran. Saat itu hampir seluruh wilayah TNMB dirambah dan digunduli warga.

Dalam setahun terakhir, seperti dijelaskan Kepala Bagian Tata Usaha TNMB, Mustafa Imran Lubis, isu tambang emas kembali mencuat. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir ada oknum dari luar Jember yang memprovokasi warga untuk melakukan aktivitas penggalian bahan yang diduga mengandung logam mulia di wilayah Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo. Padahal Dusun Baban menjadi daerah penyangga hutan lindung Perum Perhutani dan TNMB.

Sealin di kawasan hutan Dusun Baban, wilayah hutan yang diduga mengandung tambang adalah di Desa Sanenrejo, dan Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, yang juga berbatasan langsung dengan wilayah TNMB.

Tahun 1994-2000 silam, PT. Hakman Metalindo telah melakukan penyelidikan umum dan tahun 1997 telah melakukan pemboran inti geologi. Perusahaan itu melakukan pemboran sebanyak 12 lubang bor dengan kedalaman antara 150 hingga 250 meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari hasil pengeboran tersebut ditemukan beberapa daerah prospek, dengan dengan adanya zona ubahan argillik yang luas dengan sebaran sulphida-sulphida yang menempati VMS (Volcanic Massive Sulphides) dan urat mineralisasi sulphidas ephitermal tingkat rendah.

Soal tambang emas di Jember akhirnya menjadi polemik karena mesti berurusan dengan kebenaran explorasi, peraturan yang mengatur wilayah hutan lindung, dan kawasan taman nasional, maupun kepentingan daerah. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ada banyak oknum yang kembali mengorganisir warga di sekitar areal itu untuk melakukan penggalian atau penambangan liar.

"Selama ini hutan lindung, seperti TNMB mendapat ancaman konstan dari sektor penambangan. Padahal, penetapan kawasan TNMB oleh Belanda merupakan upaya untuk menyembunyikan potensi pertambangan di kawasan tersebut," tutur Mustafa Imran Lubis.

MAHBUB DJUNAIDY

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan pandangannya dengan latar belakang rivalnya, Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. ANTARA/M Risyal Hidayat
Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.


Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri KLH Siti Nurbaya (kedua kanan) dan Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kiri) menyerahkan Surat Keputusan Pengakuan Hutan Adat kepada perwakilan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Pandumaan Sipituhuta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut, James Sinambela (kiri) pada acara Pencanangan Pengakuan Hutan Adat Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, 30 Desember 2016. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.


KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kanan) berjalan bersama Dirut Tidar Kerinci Agung Hashim Djojohadikusumo (kanan) saat peresmian Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di Dharmasraya, Sumatera Barat, 29 Juli 2017. Dalam acara tersebut, Tidar Kerinci Agung melepas Harimau Sumatera bernama Leony ke enklosur PR-HSD. ANTARA FOTO
KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.


Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Alat berat membersihkan puing bangunan rumah semi permanen para penambang yang terbakar di daerah aliran sungai Anahoni kawasan pertambangan emas ilegal Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, 18 November 2015. Setelah tambang emas ilegal di gunung Botak ditutup pada hari Sabtu (14/11), pemerintah daerah setempat berencana membangun tambang emas legal di kawasan tersebut. ANTARA/Jimmy Ayal
Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.


Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Presiden Jokowi bersiap memimpin rapat terbatas tentang perkembangan implementasi program pengentasan kemiskinan di Kantor Presiden, Jakarta, 25 Juli 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari
Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.


Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. TEMPO/Tony Hartawan
Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.


Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Matahari bersinar melalui pohon-pohon di kawasan hutan lindung Bialowieza, di dekat desa Bialowieza, Polandia 30 Mei 2016. Hutan purba terakhir di daratan Eropa ini memiliki luas 580 mil persegi. REUTERS
Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.


Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

25 Maret 2017

Presiden Joko Widodo mendapat penjelasan mengenai proses pengolahan sagu saat meninjau kilang sagu tradisional milik warga Sungai Tohor, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, 27 November 2014. ANTARA FOTO
Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Kementrian LHK menyerahkan konsesi PT Lestari Unggul Makmur seluas 10.390 ha ke warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.


Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

25 Maret 2017

Ilustrasi - Hutan (Mengapa Kita Butuh Hutan?). dok. KOMUNIKA ONLINE
Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

Konsep ini diyakini bisa menekan konflik lahan di daerah itu.


Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

25 Maret 2017

Ilustrasi - Hutan (Mengapa Kita Butuh Hutan?). dok. KOMUNIKA ONLINE
Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi.