Rieke menganggap infotainmen tak bisa diselesaikan hanya dengan fatwa atau perang statemen. "Polisi moral tidak menyelesaikan masalah," kata anggota Komisi IX DPR ini.
Menurut dia, masalah infotainmen hanya bisa diselesaikan dengan tuntas bila ada penegakan atas regulasi yang telah ada. Dia merujuk KPI maupun Kementerian Kominfo yang seharusnya berperan lebih maksimal. "Kami sudah ada UU Penyiaran, kalau ada yang melanggar harus bisa diberi sanksi," ujar dia.
Pihak media pun tak lepas dari kritik Rieke soal maraknya infotainment penyebar aib dan gosip. Menurut dia, media saat ini banyak yang mengesampingkan tanggung jawab pada masyarakat. "Media hanya mengutamakan rating tanpa memperhatikan dampak baik atau buruk di masyarakat," kata dia.
Rieke menilai sikap mendewakan rating pada pengelola media inilah yang membuat pengelola televisi tetap menayangkan infotainment.
Sebagai artis, dia mengatakan banyak kalangan artis tidak suka dengan pemberitaan aib dan gosip yang ditayangkan infotainment. "Sebenarnya teman-teman ingin diangkat dari sisi kinerja seni," kata dia. Tapi lagi-lagi, kata dia, masalah rating akan membuat tayangan soal gosip dan aib lebih banyak dimunculkan karena lebih menarik.
Dalam hal gosip dan aib, kata Rieke, sebetulnya artis menjadi pihak yang paling dieksploitasi dan menjadi korban. "Tapi artis juga banyak yang nggak berani somasi karena itu sama saja cari musuh, nanti nggak laku lagi," kata dia.
Amirullah