TEMPO Interaktif, Bengkulu - Bank Indonesia Bengkulu turun langsung ke pasar-pasar tradisional di Bengkulu untuk mensosialisasikan bentuk rupiah asli dan bagaimana membedakan antara uang palsu dan asli.
Hal tersebut terkait ditemukannya Rp 13,1 juta uang palsu yang berasal dari bank dan tidak menutup kemungkinan masih banyak yang beredar di Bengkulu saat ini.
Direktur Bank Indonesia Bengkulu, Iman Causa Kirana, saat dijumpai Kamis (29/7) mengatakan sosialisasi dilakukan sejak hari ini dan akan berlangsung terus menerus secara berkala.
"Pasar menjadi sasaran paling aman bagi pengedar uang palsu karena kebanyakan pedagang, terutama ibu-ibu pedagang sayur, tidak menggunakan alat pendeteksi uang, sehingga lebih gampang untuk dikelabui," kata Iman.
Maka dari itu penting bagi masyarakat umum untuk dapat membedakan antara uang palsu dan asli, dan tidak perlu takut untuk melaporkan hal tersebut.
Bank Indonesia Bengkulu juga akan memperketat pengawasan terhadap bank di Bengkulu. BI telah memanggil para pimpinan bank yang ada di Bengkulu terkait ditemukannya uang palsu senilai Rp 13,1 juta dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bengkulu Cabang Seluma belum lama ini.
Meskipun uang palsu tersebut bersumber dari bank, namun bank sendiri sudah menjadi korban, sehingga upaya peningkatan prosedur pelayanan dan peningkatan sosialisasi pengenalan rupiah akan lebih diperhatikan lagi oleh petugas bank, terutama teller.
Direktur BI Bengkulu tersebut juga membantah jika bank terlibat dalam peredaran uang palsu tersebut karena sejauh ini bank yang ada di Bengkulu sudah memenuhi standar operasional prosedur sehingga sangat kecil adanya kemungkinan tersebut.
Sementara itu Direskrim Polda Bengkulu Sunanto saat dikonfirmasi terkait perkembangan penyidikan kasus uang palsu ini mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Beberapa orang saksi telah dipanggil untuk dimintai keterangannya, di antaranya pejabat Bank Bengkulu (BPD) dan teller Bank Bengkulu (BPD) Cabang Seluma.
"Hingga saat ini kita belum menetapkan tersangka, masih dalam proses penyidikan," tegasnya.
PHESI ESTER JULIKAWATI