TEMPO Interaktif, Surakarta - Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta akan melakukan rotasi terhadap ribuan guru di berbagai tingkatan pendidikan. Rotasi tersebut dilakukan agar tidak terjadi jurang pemisah antara sekolah favorit dengan sekolah yang berkualitas rendah.
"Rotasi ini sebenarnya sudah kami mulai," kata Kepala Badan Kepegawaian Kota Surakarta, Etty Retnowati, Jumat (30/07). Selama sebulan terakhir sudah puluhan guru sekolah dasar yang sudah mulai dipindahkan.
Dia mengatakan rotasi besar-besaran itu baru pertama kalinya dilakukan. Selama ini, banyak guru yang tidak tersentuh rotasi selama bertahun-tahun. "Bahkan banyak guru yang mengajar di satu sekolah selama dua puluh tahun tanpa pernah berpindah," kata Etty. Kebanyakan, kondisi tersebut ditemukan di sekolah yang terbilang favorit.
Rotasi terhadap sekitar 6 ribu guru tersebut diharapkan mampu memberikan pemerataan kualitas pendidikan di Surakarta. Selain itu, dia berharap agar rotasi itu menjadi salah satu bukti jika Surakarta telah melakukan reformasi di bidang birokrasi.
Dia menjelaskan, rotasi tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun ini. Dia berharap, tidak ada guru yang mengeluh akibat rotasi yang dilakukan. "Terutama guru sekolah favorit yang dipindah ke nonfavorit," kata Etty. Etty berjanji untuk melakukan hal yang serupa lima tahun mendatang. Idealnya, lanjut Etty, rotasi dilakukan setiap lima tahun sekali.
Jika rotasi untuk para guru telah selesai, pihaknya akan melanjutkan proses rotasi dengan memindah para kepala sekolah. "Prosesnya lebih rumit jika dibanding rotasi guru," kata Etty. Pemindahan kepala sekolah harus berdasar pada pertimbangan yang dibuat oleh Wali Kota dengan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan. Sedangkan rotasi guru cukup dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah bersama Dinas Pendidikan.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Suharto menyatakan jika rotasi guru merupakan syarat untuk memperbaiki kualitas pendidikan. "Angka kelulusan yang tinggi jangan sampai hanya dimiliki oleh sekolah favorit saja," kata Budi.
Dia juga berharap agar para guru tidak mengeluh dengan program mutasi yang tengah dijalankan. "Rotasi merupakan hal yang wajar bagi pegawai negeri," kata Budi. Apalagi, kebanyakan guru memiliki penghasilan yang lebih besar dibanding dengan pegawai negeri lain, terutama bagi guru yang telah memperoleh sertifikasi.
AHMAD RAFIQ