Bambang menjelaskan, program integrasi moda transportasi ini bermula dari inisiatif kedua pemerintah kota Yogya dan Solo. "Kedua pemerintah tersebut sangat aktif, Kementerian Perhubungan hanya memberikan technical assistant," kata Bambang.
Bambang menjelaskan, penumpang yang turun di Bandara Adisutjipto akan bisa memilih, menggunakan layanan bus Trans Jogja, atau Kereta Prambanan Express. "Integrasi itu moda itu termasuk integrasi secara fisik," katanya. Selain integrasi fisik, keterpaduan itu juga dikembangkan pada integrasi jadwal dan tiket.
Kedua kota tersebut, kata Bambang, akan saling berkoordinasi dalam integrasi moda transportasi tersebut. 'Itu melibatkan tiga operator, dari Trans Jogja, Trans Batik Solo dan Kereta Api Indonesia," katanya.
Ke depan, beberapa kota besar yang memiliki intensitas tinggi dalam arus transportasinya juga akan dikembang integrasi moda transportasi. "Kita akan fokus ke kota-kota besar," katanya.
Namun Bambang belum menjelaskan kota-kota mana saja yang difokuskan untuk pengembangan integrasi moda transportasi tersebut. "Nanti kita lihat di kuartal keempat," katanya.
Meski begitu, sejumlah kota-kota menengah juga diminta untuk melakukan antisipasi layanan transportasi. "Kita minta mereka untuk melakukan antisipasi."
IQBAL MUHTAROM