TEMPO Interaktif, Surabaya - Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono meminta Menteri Pekerjaan Umum membatalkan pembangunan tol tengah berupa jembatan layang sepanjang 25 kilometer yang membelah wilayah Kota Surabaya. Alasannya, proyek ini lama terkatung-katung.
"Secara resmi kami menolak pembangunan tol tengah," kata Bambang, Kamis (5/8). Ia mengatakan pembangunan tol tengah adalah rencana jangka panjang yang sudah ada sejak masa Orde Baru.
Jika pemerintah pusat menyetujui pembatalan pembangunan tol tengah, kata Bambang, rencana tata ruang wilayah Kota Surabaya akan direvisi bersama peraturan daerah setempat.
Sebelumnya tol tengah direncanakan dibangun untuk mengurai kemacetan di dalam Kota Surabaya. Tol ini menghubungkan Waru Sidoarjo dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Menurut Bambang, sudah puluhan tahun pembangunan tol tengah tidak jelas. Hal ini karena banyaknya kendala dalam pembangunan tol tengah, di antaranya pembebasan lahan yang sulit dan dana jaminan proyek yang tidak jelas.
Seperti diketahui, pembatalan pembangunan tol tengah Surabaya sebelumnya pernah diajukan oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Oetomo. Karena permintaan ini tidak direspons, Bambang kemudian kembali mengajukan pembatalan tol tengah. "Mudah-mudahan kali ini direspons oleh pemerintah pusat," ujarnya.
Pembangunan tol tengah rencananya menghabiskan anggaran sebesar Rp 6,5 triliun, di mana 30 persen dibiayai investor dan sisanya dari pusat serta pemerintah setempat.
DINI MAWUNTYAS