Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peringati HUT RI, Yogyakarta Hapuskan Tirakatan

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Mulai tahun ini Pemerintah Kota Yogyakarta menghapuskan acara tirakatan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dan menggantikannya menjadi malam tekad mengisi kemerdekaan. Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto berharap para pelaku sejarah merestui tindakannya.

"Kalau kita menghormati jasa pahlawan harus mengisi kemerdekaan, bukan dengan ngomong masa lalu terus," kata Herry Zudianto di dua acara terpisah, yakni penanaman seribu pohon di Sungai Gadjah Wong dan pencanangan Sosromenduran menjadi Kelurahaan Pariwisata, Ahad (8/8).

Pada malam tekad itu, Herry mengharapkan ada dua hal yang dibicarakan. Pertama masyarakat diminta mempresentasikan kegiatan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya. Di bagian kedua, mereka diminta memaparkan kegiatan atau pencapaian apa saja yang akan dilakukan. "Jadi tahun lalu sudah ngapain saja, lalu setahun ke depan mau bikin apa," katanya.

Sebelumnya, pada malam tirakatan pelaku sejarah selalu hadir dan menceritakan zaman kemerdekaan di masa lalu. Herry mengaku penghapusan malam tirakatan ini sudah dibicarakan dengan para pelaku sejarah. "Saya berharap mereka merestui," katanya.

Tujuan menjadikan malam tekad ini, menurut Herry, untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. "Kalau sudah merdeka so what gitu lho," kata Herry kepada warga Sosromenduran dan para pencinta lingkungan di Gadjah Wong yang menyambutnya dengan tepuk tangan meriah. Herry prihatin setelah 65 tahun merdeka, kemajuan di beberapa bidang masih jalan di tempat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Herry menghapus malam tirakatan bukan berarti melupakan jasa pahlawan. Sebaliknya, dia justru menhormati jasa pahlawan dengan mengisi kemerdekaan. Guna mensosialisasikan tindakannya tersebut, Herry mengaku tak akan menghadiri upacara 17 Agustus di Istana Gedung Agung.

"Saya akan berbaur dengan masyarakat di Balai Kota," katanya. Dia ingin Balai Kota tidak hanya milik kalangan tertentu atau orang pilihan saja, namun masyarakat biasa pun bisa menikmati HUT RI. Herry mengaku sudah meminta izin kepada Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sementara itu, Gubernur minta masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih selama lima hari mulai 14-18 Agustus. Imbauan itu dituangkan melalui Surat Edaran Nomor 003/2346 tanggal 17 Juli 2010. "Imbauan juga meminta masyarakat mengadakan berbagai lomba dan gerakan kebersihan," kata Kepala Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Pemerintah Povinsi (Pemprov) DIY, Biwara Yuswantana di Yogyakarta, Ahad (8/8).

BERNADA RURIT
 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2022

Poster Film De Oost. Foto: IMDB
Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

Belajar sejarah tak melulu dari buku melainkan juga bisa lewat menonton film. Simak ulasannya di sini.


Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

5 Juni 2022

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

Menyosialisasikan perjuangan Ratu Kalinyamat lewat pagelaran seni-seni tradisional yang digemari masyarakat, harus terus ditingkatkan.


Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2021

Laksamana Maeda. wikipedia.org
Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda dianggap pengkhianat karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Bagaimana nasibnya?


BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

16 Agustus 2021

Perjuangan B.M. Diah, wartawan yang menemukan teks proklamasi diabadikan ke dalam cerita komik. Istimewa Dasman Djamaluddin, penulis buku B.M. Diah.
BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

BM Diah mengatakan naskah asli teks proklamasi dibuang ke tempat sampah begitu saja usai diketik oleh Sayuti Melik.


Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

16 Agustus 2021

Beberapa yang dicurigai sebagai pejuang kemerdekaan, akan segera dipisahkan untuk kemudian diperiksa sebagai tawanan perang, Desember 1948. National Archive/Onbekend
Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

Ulama Muhammadiyah di Yogyakarta membentuk satuan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia


AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

14 Agustus 2021

Gubernur DKI Jakarta memajang foto dirinya, ayahnya dan kakeknya dalam memperingati Hari Ayah Nasional
AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

AR Baswedan merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan


Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

5 Agustus 2021

Sukarni Kartodiwirjo. Foto: IKPNI
Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Sukarni bersama tokoh pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok jelang kemerdekaan Indonesia


Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

17 Agustus 2017

Paskibra cilik berbaris di acara Napak Tilas Proklamasi Republik Indonesia di Tugu Proklamasi, Jakarta, 16 Agustus 2014. Acara tahunan tersebut melibatkan beberapa komunitas dan siswa SMK dan SMP Jakarta sebagai rangkaian mengingat sejarah proklamasi RI pada 17 Agustus 1945. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

Dua bulan setelah Proklamasi 1945, Kepala Kepolisian Negara Raden Said Soekanto memberi tugas kepada pemuda-pemuda menyebarkan berita proklamasi.


Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

16 Agustus 2017

Amir Hamzah di Tanjung Pura, Sumatera Utara
Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

Amir Hamzah mempromosikan pentingnya kemerdekaan hingga ke dusun. Dibunuh karena dianggap pengkhianat.


Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

31 Juli 2017

Pengunjung berfoto di dekat patung Soekarno di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di Jakarta, 17 Agustus 2015. Rumah yang pernah menjadi kediaman Laksamana Muda Maeda ini adalah tempat naskah proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Soekarno sebelum dibacakan 70 tahun lalu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

Inilah catatan harian kita seputar Proklamasi 17 Agustus 1945. Ada kisah yang Anda belum tahu?