TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah akan mempertimbangkan usulan percepatan impor gula mentah untuk produksi gula rafinasi. "Impor gula mentah memang perlu dipercepat. Kami akan usulkan dalam rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian besok," kata Direktur Industri Makanan Ditjeen Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian Faiz Ahmad, ketika dihubungi, Senin (9/8).
Faiz menyebutkan, hal itu karena saat ini, gula mentah hanya bisa diimpor dari Brazil. "Sementara Thailand dan Australia tidak mengeluarkan gula mentah," kata dia.
Padahal, untuk mendapatkan gula dari Brazil pun sulit. "Sekarang saja sudah ada 133 antrian kapal yang ingin memuat gula mentah dari Brazil," kata dia. Persoalan lain juga muncul akibat hujan yang menyebabkan kesulitan pemuatan gula ke kapal.
Jika kapal terlalu lama menunggu, maka biaya yang dibutuhkan untuk impor gula juga akan semakin besar."Akibatnya, pengusaha menjadi panik karena tidak mendapat kepastian memperoleh gula dalam tiga bulan mendatang," kata dia.
Pengusaha juga mengkhawatirkan harga gula akan semakin tinggi. Sebab, kini semua pembeli gula berburu gula mentah di Brazil. Saat ini, harga gula mentah di New york Board of Trade masih sebesar US$ 497,45 per metrik ton.
Sebelumnya, pengusaha gula rafinasi meminta izin impor gula mentah untuk memproduksi gula rafinasi dipercepat. Pengusaha meminta, agar izin segera dikeluarkan pada Agustus ini. Sebab, sulitnya mendapatkan asal impor gula.
Saat ini industri kecil makanan dan minuman kesulitan mendapatkan gula rafinasi. Maraknya kejadian rembesan gula rafinasi ke pasar gula untuk rumah tangga membuat pengusaha pun menahan gula.
Padahal, menjelang bulan puasa dan Lebaran, peningkatan kebutuhan gula rafinasi diperkirakan akan meningkat. "Biasanya permintaan meningkat sebanyak 10 persen dari bulan biasa," kata Faiz.
EKA UTAMI APRILIA