TEMPO Interaktif, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kebijakan harga gas diselesiakan dan segera dilaporkan. Presiden menilai adanya disparitas harga elpiji tabung 3 kilo dan elpiji tabung 12 kilo memancing aksi pengoplosan yang bisa menjadi ancaman.
"Saya juga mendengar kemungkinan adanya pengoplosan 2 tabung, harus ada pengawasan dan pencegahan. Kalau karena disparitas harga harus diselesaikan. Laporkan ke wapres dan saya seperti apa pricing policy," kata Presiden dalam pengantar sidang Kabinet Paripurna di Gedung Utama Sekretariat Negara, Selasa (10/8).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengakui disparitas harga gas memancing tindak kriminal melakukan penyuntikan gas. Sedangkan cara mengatasinya dengan membentuk harga keekonomian sehingga tidak ada celah pelaku berbuat curang.
Harga keekonomian elpiji saat ini Rp 7.680 per kilogram. Pertamina harus menjual elpiji 12 kilo dan 3 kilo dengan Rp 5.850 dan Rp 4.750 per kilogram. Selisih harga keekoniman mencapai Rp 1.100 per kilogram. Hal ini memicu praktek penyuntikan elpiji. Rencananya, rapat untuk mengurangi disparitas harga akan dibahas di Kantor Wakil Presiden pada pekan ini.
Dalam rapat kerja di Bogor pekan lalu, Presiden juga meminta kasus meledaknya tabung gas yang marak terjadi segera dicari solusinya. "Perlu diambil langkah lanjutan yang perlu diambil mengatasi ledakan tabung elpiji 3 kilogram. Saya berharap menteri terkait dan Dirut Pertamina segera langkah pencegahan," ujar presiden.
Presiden meminta pengawasan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji secara ketat dengan memastikan kondisi tabung dan regulator dalam kondisi baik dan berfungsi. "Pastikan tabung dan regulatornya berfungsi dengan baik. Pengecekan terus menerus, bukan sample tapi one by one," kata Presiden.
Presiden juga meminta agar bau gas harus dibuat menyengat agar mudah diketahui kalau ada kebocoran. "Dulu gasnya harus menyengat sehingga akan ketahuan jika bocor," tutur Presiden. Selain bau gas tersebut, Presiden juga meminta sosialisasi dan edukasi penggunaan gas dilakukan secara gencar. "Saya rasa perlu poster ditempel di dapur agar mudah diikuti langkah-langkahnya. Kepada korban cepat bantuan kemanusiaan," ujar Presiden.
EKO ARI WIBOWO