Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cahaya Langit Masjid Jabal Hira

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Makassar - Bangunan gagah terlihat di atas Bukit Antang di Jalan Nipa-nipa. Atapnya berbentuk prisma, dinding depan dipenuhi kaca bening, dan warna putih mendominasi. Material berbentuk silinder dengan lubang-lubang kubus di pojok kanan. Tak ada tanda khusus bangunan yang umum pada tempat ibadah umat muslim. Namun bangunan itu sebenarnya sebuah masjid.

Dari konsep langit-langitnya, pemiliknya memberi nama Masjid Jabal Hira. "Filosofi tujuh susun ornamen di balik kubah adalah tujuh lapis langit sampai ke arsy," kata Ihsan, desainer dan pemilik masjid itu. Material bangunan bersusun tujuh itu mengikuti kemiringan kubah. Ukuran luas material masing-masing 50 sentimeter persegi.

Semua itu dimunculkan untuk menggambarkan tujuh lapis langit menuju arsy. "Konsepnya ada sorotan lampu dari langit-langit ke dalam kubah, seolah cahaya dari langit turun ke masjid," kata anggota Ikatan Arsitek Indonesia itu.

Di ujung langit-langit kubah terdapat lampu sorot yang menerangi muazin mengumandangkan azan, seolah lampu itu merupakan cahaya langit. "Itu konsep awal masjid jika sudah rampung 100 persen," kata bapak berusia 40 tahun ini.

Bentuk prisma kubah masjid di kawasan Perumahan Bukit Teknologi Antang, Makassar, ini dipengaruhi oleh model pendopo. Namun sang desainer menambahkan sentuhan gaya arsitektur modern. Pemilihan warna dominan putih membuat tempat ibadah ini terkesan minimalis di puncak bukit tertinggi ketiga di Makassar itu.

Arsitektur dari Universitas Hasanuddin, Makassar, itu menjelaskan, bagian dalam masjid berukuran 80 x 100 meter ini tak memiliki tiang dan sekat pemisah antara jemaah laki-laki serta perempuan. Mihrab atau tempat imam memimpin salat berjemaah juga tak ada, sehingga ruangan dalam masjid itu tampak luas.

Dari sebelah timur, angin leluasa masuk ke ruangan karena Ihsan tak membuat dinding. Anggota jemaah bisa merasakan embusan angin yang masuk. Pengunjung masjid bisa menikmati keindahan alam Pegunungan Bawakarang dan sekitar wilayah Gowa serta Maros.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sisi lain, Ihsan menata dinding dengan variasi lubang berbentuk kubus. Pemandangan taman rumah Ihsan di sebelah masjid bisa terlihat.

Sambil menunggu rampungnya tempat salat di atas ketinggian 12 meter itu, tempat azan sementara berada di menara masjid di pojok sebelah barat. Menara masjid berbentuk silinder ditopang sebuah pilar. Uniknya, penempatan pilar langsung berhubungan dengan ruang utama ditambah desain dinding penuh lubang berbentuk kubus langsung tembus ke luar pemandangan alam Gowa. "Di sanalah orang azan," katanya.

Tak mudah membangun masjid di atas hamparan batu besar dengan tanah miring. Ihsan harus menimbun lahan seluas 30 meter persegi dengan material batu untuk mendapat bidang datar. "Tidak ada pengikisan batu," katanya. "Batu gunung timbunan saya ambil dari sekitar lahan."

Di bawah masjid terdapat rongga sebagai tempat reservoir air, penampung cadangan air sebagai antisipasi krisis air saat kemarau. Pengelola masjid ini, Irwan Qodar Solehat, 24 tahun, mengungkapkan, masjid itu mampu menampung 50-80 warga sekitar. Sehari-hari anggota jemaah memanfaatkan masjid ini sebagai taman pendidikan Al Quran bagi anak-anak Perumahan Antang. "Tiap hari di sini ramai anak-anak dan jemaah."

ABD Azis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

54 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI