TEMPO Interaktif, Kediri - Komisi Peduli AIDS Daerah (KPAD) Kota Kediri melakukan pemeriksaan darah kepada tukang becak. Mereka disinyalir rawan mengidap HIV/AIDS karena kerap berkunjung ke lokalisasi.
Sekretaris KPAD Kota Kediri Heri Nudianto mengatakan penularan penyakit mematikan di kalangan tukang becak ini sangat tinggi. Menurut survei yang dilakukan KPAD, rata-rata para pekerja kasar ini sering melakukan hubungan seks di lokalisasi. “Mereka termasuk kelompok rawan,” kata Heri, Rabu (11/8).
Untuk mengidentifikasi dan menekan potensi penularan HIV/AIDS, KPAD telah melakukan pemeriksaan darah terhadap 57 tukang becak. Sebagian besar dari mereka diketahui mangkal di kawasan Stasiun Kediri. Setelah memberikan pemahaman terlebih dulu, tim medis KPAD berhasil melakukan pengambilan darah untuk dilakukan uji laboratorium.
Jika salah satu dari mereka nanti diketahui mengidap HIV/AIDS, petugas akan memberitahukan secara rahasia untuk dilakukan penanganan. Pengidap juga diminta tidak menyebarkan virus tersebut dengan melakukan tindakan pengamanan saat berhubungan seksual. “Mereka juga harus mengkonsumsi obat,” kata Heri.
Dari data yang terekam KPAD Kota Kediri, sebanyak 78 warga diketahui mengidap penyakit mematikan tersebut dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Mereka tersebar di tiga kecamatan dan bergaul secara bebas dengan masyarakat. Tim medis bahkan tidak mampu menyelamatkan 30 pengidap karena kondisinya yang sangat lemah.
Salah satu tukang becak di kawasan Stasiun Kediri mengakui jika dirinya kerap melakukan hubungan seksual di lokalisasi. Bahkan tak hanya lokalisasi Semampir yang ada di Kota Kediri, pria yang sudah berkeluarga ini juga menjajal lokalisasi lain di wilayah Kabupaten Kediri. “Sudah lima tahunan,” katanya menjelaskan aktivitas seks bebas tersebut.
HARI TRI WASONO