TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekretaris Jenderal Komisi Penanggulangan AIDS Nafsiah Mboi menyatakan, personil Tentara Nasional Indonesia termasuk golongan yang beresiko tinggi tertular HIV dan AIDS. Sebab, mereka sering berpisah dengan istri dalam waktu yang lama.
Akibatnya, tak jarang mereka melepaskan kebutuhan biologisnya dengan berhubungan seks dengan orang lain. Masalahnya, hubungan yang dilakukan kerap kali tak memakai pengaman seperti kondom, sehingga resiko tertular dan menularkan HIV/AIDS menjadi makin tinggi.
"TNI termasuk pekerjaan yang beresiko karena bertahun-tahun jauh dari keluarga, sehingga perlu kekuatan iman yang lebih besar untuk bertahan," ujar Nafsiah via telepon, Sabtu (14/8). Profesi lainnya yang juga beresiko tinggi ialah polisi, pelaut, serta pekerja pertambangan dan kehutanan.
Menurut dia, bukanlah hal yang luar biasa s ketika diberitakan 144 prajurit TNI di Papua terpapar HIV/AIDS. Apalagi, TNI tak mempublikasikan data serupa mengenai anggotanya di provinsi lain. "Di tempat lain mungkin lebih besar, kita tidak tahu," ujarnya.
Data yang dilansir Kodam Cenderawasih itu, kata dia, merupakan angka kumulatif dari tahun 2002. Jadi 144 orang itu yang terdata selama delapan tahun, dari 2002 sampai 2010. "Kita tidak tahu mereka tertular di mana. Papua bukan tempat yang paling rawan. Perilaku membeli seks di seluruh Indonesia sama saja," katanya.
Secara nasional, Papua adalah provinsi dengan penyandang HIV/AIDS keempat terbanyak. Di atasnya berturut-turut ada Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
BUNGA MANGGIASIH