“Lebih mirip kandang babi atau kubangan kerbau, tapi kok pemerintah masih cuek,” kata Halomoan, sopir truk yang melintas rusa jalan itu, Sabtu (10/14).
Halomoan yang kesal karena as roda truknya patah akibat terperosok ke lubang yang digenangi air itu mengaku heran karena kerusakan jalan lintas Sumatera banyak dijumpai di Lampung. Setiap melintasi Lampung, kata dia, para sopir selalu was-was dengan kondisi jalan.
“Kali ini saya sedang apes. Tapi masih beruntung truk tidak terguling,” kata sopir truk pengangkut kelontongan itu. Kerusakan jalan lintas di ruas Jalan Sukarno—Hatta itu hampir merata di sepanjang 20 kilometer.
Dari pintu gerbang kota Bandar Lampung hingga pintu keluar kota. Meski sering dijumpai kendaraan terguling dan kecelakaan akibat jalan rusak, belum ada tanda-tanda pemerintah akan memperbaiki kerusakan.
Di perempatan Kalibalok, misalnya, lubang dengan kedalaman hampir setengah meter menganga dibiarkan begitu saja. Separuh badan jalan nyaris rusak sehingga hanya satu sisi saja yang bisa dilalui. Kondisi ini membuat kemacetan karena antrian kendaraan harus bergantian melintasi ruas jalan itu.
Kerusakan lebih parah juga terjadi tidak jauh dari tempat itu. Aspal jalan yang telah terkelupas membuat jalanan bergelombang, berlumpur dan tergenang air. Sesekali kendaraan roda dua yang melintasi lokasi itu terperosok dan terpeleset. Pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati jika tidak ingin celaka.
Sejumlah warga yang tidak tahan menyaksikan kerusakan berusaha menambal lubang jalan. Mereka membeli batu dan tanah untuk menguruk lubang. Husin, misalnya, mengaku telah mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli tanah dan batu. Husin mengaku tidak tahan dengan goncangan setiap melintas jalan itu. Kendaraan yang dia tumpangi juga sering rusak.
“Dari pada menunggu pemerintah yang tidak pasti, saya inisiatif tutup dulu deh ala kadarnya,” kata warga Sukabumi, Bandar Lampung yang sehari-hari melintasi jalan itu untuk menuju tempat usahanya.
NUROCHMAN ARRAZIE