TEMPO Interaktif, New York-Penjualan Junk Bond (obligasi sampah) mencetak rekor tertinggi pekan kemarin karena rendahnya suku bunga sehingga kembali menjadi incaran para investor untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi.
Junk bond (obligasi yang tidak masuk dalam level investasi) korporat terjual senilai US$ 14,3 miliar dalam 26 transaksi menurut data dari Thomson Reuters. Ini merupakan minggu transaksi tersibuk sejak tahun 1980. Bahkan tersibuk sejak boomingnya obligasi sampah pada akhir 1980 ketika Milken mendominasi. Dan, juga terbesar selama satu dekade terakhir.
Sepanjang tahun ini telah terjadi kesepakatan 353 transaksi obligasi sampah korporat dengan nilai US$ 175 miliar. Menurut data Thomson Reuters, hal ini hampir dua kali lipat dari periode yang sama tahun 2009 lalu.
Setelah terjadi krisis keuangan tahun 2008 lalu, pasar junk bond terjadi pemulihan yang luar biasa. Pemicu utamanya adalah suku bunga yang hampir mendekati 0 persen dan pembelian obligasi pemerintah AS (Treasury bond) oleh The Fed yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Phil Izzo dan Kepala ekonom Nomura, David Resler yang membahas data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS akan berlangsung lebih lama.
Dengan turunnya obligasi pemerintah dan harapan bahwa tingkat suku bunga akan tetap rendah untuk beberapa tahun ke depan, investor mencoba mencari keuntungan dari efek yang lebih tinggi. Sebagian dari investor ada yang bersedia membeli efek yang sangat beresiko seperti obligasi sampah karena mereka (obligor) akan membayar dengan suku bunga yang lebih tinggi.
“Ada dua alternatif investasi untuk saat ini,” kata Martin Fridson, ahli stategi kredit global dari BNP Paribas Asset Management. Disatu sisi anda memiliki obligasi pemerintah yang imbal hasilnya sangat rendah. Dan di sisi lain ada prospek efek yang cukup bagus di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi yang bisa menahan pendapatan perusahaan.
Jika pasar saham stabil, investor bisa mendapat imbal hasil sekitar 2 persen per tahun dari pembayaran divinden. Sedangkan obligasi pemerintah AS imbal hailnya 0,53 persen, dan 2,69 persen untuk tenor 10 tahun. Sedangkan imbal hasil junk bond sekitar 8,5 persen.
Bank – bank besar dan perusahaan asuransi yang banyak memegang banyak obligasi berada dibawah tekanan. Sebagai investor yang lebih matang, perusahan harus menginvestasikan kembali uang itu sering kali dengan imbal hasil yang lebih rendah sehingga mengurangi pendapatan investasi mereka.
Beberapa perusahaan yang tidak termasuk dalam rating investsi meminjam uang dari pasar obligasi sampah minggu ini. Ally Financial (nama baru dari GMAC) perusahaan raksasa finansial, menjual obligasi senilai US$ 1,75 miliar.
MARKETWATCH/ VIVA