TEMPO Interaktif, Jakarta - Upacara kenegaraan Peringatan Detik-Detik Menjelang Proklamasi 17 Agustus 2010 di Istana Negara, hari ini dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum upacara berlangsung, tamu undangan mendapat pembagian souvenir berupa buku mengenai Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden SBY.
Buku bersampul merah dibagikan bersama satu paket souveni rlain ke seluruh undangan yang hadir. Paket dibagikan di pintu masuk, sebelah Istana Negara. Dalam paket itu, juga terdapat antara lain "Data Strategis BPS" dan "Acara Kesenian dan Pemeran Suara". Tas paket itu berisikan logo Badan Pusat Statistik dan tulisan "Data Mencerdaskan Bangsa".
Buku Agus itu berjudul "Sekarang Kita Makin Percaya Diri" . Di cover buku tergambar ilustrasi wajah Agus, juga logo Jurnal Nasional. Isi buku adalah wawancara khusus Agus Harimurti Yudhoyono dengan media Jurnas Nasional. Wawancara dilakukan 24 Juli 2010, di Puri Cikeas, Bogor.
Putra pertama pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Bambang Yudhoyono baru saja menyelesaikan pendidikannya di John F Kennedy School of Government-Harvard University, Cambridge, Massachusetts.
Agus termasuk satu dari sekian mahasiswa dari negara berkembang yang mendapat Program Edward S Mason Fellowship. Alumni Mason Fellowship diantaranya PM Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Meksiko, Felipe Calderon.
Agus mengambil Master in Public Administration/Mid Career (MPA/MC) yang hanya berdurasi satu tahun. Fokus yang diambilnya terkait kepemimpinan dan manajemen, kebijakan luar negeri, ekonomi, ilmu politik, serta pertahanan dan keamanan.
Sebelum ke Havard, Kapten Agus sempat mengabdi pada kesatuannya di Yonif Linud 305/Tengkorak, Kostrad. Ia juga ikut dalam Pasukan Garuda XXIII/A yang telah diberangkatkan sebagai bagian pasukan Perdamaian PBB di Libanon.
Mengikuti jejak ayahnya yang pernah jadi lulusan terbaik AKABRI tahun 1973, Agus juga lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000. Ia menyelesaikan gelar Master di bidang Strategic Studies di Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University (NTU), Singapura pada 2006.
WDA | DWI RIYANTO AGUSTIAR