TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Pelaksanaan upacara penurunan bendera merah putih di Bandar Lampung, Selasa (17/8) petang, diwarnai keributan antara mahasiswa dan polisi.
Puluhan aparat keamanan yang berjaga di luar Stadion Pahoman, Bandar Lampung, terlibat aksi dorong. Polisi hendak membubarkan unjuk rasa mahasiswa karena dinilai mengganggu jalannya upacara penurunan bendera.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Lampung berunjuk rasa dengan memutari stadion yang digunakan untuk upacara. Keributan itu tidak berlangsung lama setelah Wakil Gubernur Lampung, Joko Umar Said yang sedianya menjadi inspektur upacara menemui mahasiswa.
“Kami menuntut semua kasus korupsi di Lampung diberantas. Lampung harus bebas dari korupsi,” kata Feri Firdaus, Presiden BEM Universitas Lampung.
Mahasiswa menilai aparat penegak hukum khususnya polisi dan jaksa di Lampung enggan menyeret pelaku korupsi. Akibatnya, kata Feri, korupsi yang merajalela itu membuat Provinsi Lampung tertinggal dibanding provinsi lain di Pulau Sumatera.
“Contoh paling nyata adalah penarikan berkas dakwaan kasus korupsi Bupati Lampung Timur oleh Kejaksaan Tingi Lampung. Itu sangat aneh dan mencurigakan,” tegasnya.
Selain menuntut pejabat Lampung bersih perilaku korupsi, mahasiswa juga menuntut dibentuknya tim independen yang memantau proses pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Koprupsi.
Mereka mensinyalir pemilihan pimpinan KPK penuh diwarnai calon titipan dari partai politik, eksekutif dan pengusaha. “Jangan sampai pemberantasan korupsi di negeri yang memasuki usia ke-65 semakin suram. Bangsa ini akan hancur jika korupsi dibiarkan merajalela,” katanya.
Sementara itu, Joko Umar Said mengatakan pihaknya selalu bertekad menjalankan pemerintahan yang bersih dari kasus korupsi. Menurut dia, pemberantasan korupsi merupakan kewenangan aparat penegak hukum. “Kita sama-sama awasi prosesnya dan beri kepercayaan pada polisi dan jaksa,” katanya.
Upacara penurunan bendera merah putih sendiri akhirnya berjalan lancar meski pasukan pengibar bendera berlepotan lumpur dan air hujan.Lapangan yang digunakan upacara dalam rangka memperingati HUT RI ke-65 memang tergenang air dan lumpur. Hentakan langkah pasukan membuat air dan lumpur menciprat ke kaki dan baju mereka.
Nurochman Arrazie