TEMPO Interaktif, Bandung - Puluhan aktivis lembaga swadaya masyarakat dan mahasiswa di Kabupaten Bandung Barat berunjuk rasa menuntut penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sarimukti Kecamatan Cipatat, Jum'at (20/8) di Jalan Raya Padalarang, Bandung Barat.
Dalam aksinya mereka sempat menghadang lebih dari tiga truk yang sedang mengangkut sampah dari Kota Bandung dan Cimahi hingga truk-truk itu terpaksa membalik arah.
"Sampah bau. Tutup, Tutup TPA Sarimukti, harga mati,"begitu yel-yel yang diteriakkan para pendemo sambil berjalan sekitar 100 meter menuju persimpangan Jalan Padalarang - Jalan Stasiun, Jum'at (20/8).
Mereka juga menenteng poster berbunyi serupa, "Gubernur Jawa Barat dan PT Perhutani Pengkhianat." "Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan harus bertanggung jawab,"kata seorang orator.
Di tengah aksi, para pendemo juga sempat menghadang beberapa truk sampah dari Kota Bandung dan Cimahi. Beberapa dari mereka melakukan aksi tiduran di tengah jalan di depan bemper truk.
"Balik, balik, TPA Sarimukti harus ditutup,"pekik para pendemo mengusir truk-truk sampah tersebut. Khawatir, memancing aksi anarkis, para pengemudi truk memilih mengalah dan banting stir kembali ke arah Kota Cimahi dan Bandung.
Aksi para pendemo di persimpangan Jalan Raya Tagog-Padalarang-Cihaliwung ini sempat membuat lalu lintas dari arah Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur tersendat dan berjalan merayap hampir 2 kilometer.
Salah seorang pendemo, Khalid Nur Jamil mengatakan, penanganan sampah di Sarimukti menyalahi Surat Menteri Kehutanan Nomor S.493/Menhut-II/2006 tentang Penanganan Sampah Terpadu di Petak 12 RPH Rajamandala KPH Bandung Utara.
Melalui surat itu, Menteri Kehutanan merekomendasikan agar lahan PT Perhutani seluas 12,2 hektar di Sarimukti tersebut digunakan untuk Tempat Pengelolaan Kompos.
"Tapi nyatanya, sampai sekarang lahan itu digunakan untuk Tempat Pembuangan Akhir Sampah begitu saja tanpa dikelola menjadi kompos. Akibatnya lingkungan hidup rusak dan hak rakyat sekitar atas lingkungan hidup yang sehat terancam ,"kata dia.
Tak cuma itu, pengangkutan sampah dengan menggunakan truk menyebarkan bau busuk yang mengganggu hidung warga Kabupaten Bandung Barat di sepanjang rute menuju TPA Sarimukti. "Setiap hari sedikitnya 350 truk pengangkut berkapasitas 15 ton sampai 20 ton dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kaupaten Bandung Barat lalu lalang di depan warga sepanjang jalan ke Sarimukti,"kata Khalid.
Padahal, ia menambahkan, hingga kini rakyat Kabupaten Bandung Barat tak sedikit pun mendapat kompensasi atas gangguan dan ketidaknyamanan yang mereka rasakan setiap hari. "Tak ada pendapatan daerah yang masuk kas pemerintah kabupaten Bandung Barat,"tandas Khalid.
Dari data yang dihimpun, Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sarimukti selama ini menampung sekitar 2.000 meter kubik sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat. Paling banyak sampah dari Kota Bandung sekitar 1670 m3.
ERICK P HARDI