TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Imam Wahyudi menyayangkan tragedy berdarah yang menelan korban Ridwan Salamun, kontributor Sun TV, jaringan MNC Group. Ridwan dikeroyok saat sedang meliput bentrokan antarwarga Kompleks Banda Eli dan Dusun Mangun di Desa Fiditin, Kota Tual, Maluku, Sabtu 21 Agustus 2010. " Ini teror terbuka. Ridwan dikeroyok di umum padahal dia meliput untuk kepentingan publik," kata Imam saat dihubungi Tempo, Sabtu 21 Agustus 2010.
Imam menuturkan, Ridwan tewas akibat bacokan dan hantaman benda tumpul. Ia baru bisa dilarikan setelah dua jam tanpa pertolongan. "Dia tidak dapat perlindungan masyarakat," Imam menyesalkan. Akibat dalam kondisi dua jam dibiarkan terluka, Ridwan akhirnya terlambat untuk ditangani rumah sakit.
Seperti diberitakan sebelumnya, jasad Ridwad dibiarkan terkapar selama dua jam tanpa ada yang menolongnya usai dikeroyok massa saat mengabadikan gambar bentrokan antarwarga di Tual, Maluku Tenggara. Handycam-nya dirampas. Ridwan tewas dengan luka serius di leher dan tubuhnya.
Polisi masih mengusut kasus pembunuhan ini,
DIANING SARI