TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah Indonesia akan mengelar operasi laut bersama dengan Angkatan Laut Indonesia dengan Australia untuk mengawasi wilayah perbatasan dua negara.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, operasi bersama akan dilakukan setelah Lebaran." Operasi bersama antara kami dengan TNI AL dan Australian untuk mengawasi perbatasan" kata Fadel Muhammad dalam diskusi di Jakarta, Sabtu 21 Agustus 2010.
Menurut Fadel, operasi bersama juga menjadi ajang bagi Indonesia untuk mempelajari penataan pola pengamanan maritim Australia. Termasuk sarana dan prasana angkatan lautnya yang sudah berteknologi tinggi.
"Pembenahan pola manajemen kelautan Indonesia sudah saatnya dibenahi, terutama koordinasi antar lembaga dan perlengkapan yang dibutuhkan," katanya.
Fadel mencontohkan pengalamannya ketika mencoba menggunakan sebuah radar di kota Darwin,Australia. "Dari Darwin, melalui radar terlihat kapal-kapal Cina beroperasi di wilayah kita," ungkapnya.
Kedua negara sepakat untuk meningkatkan pengawasan dalam upaya penanggulangan illegal fishing di perbatasan ZEE melalui beberapa kerjasama, yaitu peningkatan patroli terkoordinasi, pertukaran data dan informasi, kunjungan timbal balik antara kapal patroli perikanan Indonesia dengan kapal patroli Bea Cukai Australia.
Tak hanya itu, dalam pertemuan keenam "Working Group on Marine and Fisheries (WGMAF) Indonesia and Australia" setahun silam, kedua negara pun sepakat peningkatan kapasitas SDM pengawasan perikanan melalui pelatihan, dan dukungan teknis lain yang diperlukan untuk kapal pengawas perikanan Indonesia.
"Yang ditangani tidak hanya kapal penangkap ikan illegal, tapi termasuk juga ?kapal induk (mothership)? yang sering berada di perbatasan dua negara, menampung ikan hasil jarahan," kata Fadel menambahkan.
WDA | DIANING SARI | ANT