TEMPO Interaktif, Jakarta -PT Bank Mandiri Tbk menyatakan penerbitan saham baru (right issue) sebanyak 2,36 miliar lembar saham akan dilakukan pada minggu kedua November tahun ini. Pada 2-3 minggu ke depan, pihak penjamin pelaksana emisi (underwriter) sudah ditentukan.
"Kita sudah memperoleh surat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara, surat itu mengenai persiapan, yang berisi juga upaya menyelesaikan penerbitan Right Issue di 2010," kata Pahala N Mansury, Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri Tbk hari ini (24/8).
Saat ini, lanjut Pahala, tim gabungan dari Kementerian BUMN dan Mandiri sudah terbentuk. Pihaknya bahkan memperkirakan, 2-3 minggu setelah kick off, timnya sudah menentukan penjamin pelaksana emisi berikut legal council, notaris, dan international legal council.
Pahala memperkirakan, proses pendaftaran kedua akan dimulai pada November hingga Desember tahun ini. "Kalau lihat pengalaman sebelumnya, timingnya segitu, kira-kira November minggu kedua atau ketiga," katanya.
Pihaknya juga menyatakan, meski ada kemungkinan tertunda, namun right issue diharapkan bisa dilaksanakan 6 bulan dari sekarang atau paling lambat awal 2011.
Soal harga, pihaknya mengaku masih mengkajinya di level internal. Ia memperkirakan, kepastian harga bisa diperoleh 3 bulan lagi.Harga saham bank Mandiri bisa berubah setiap saat. Saat ini harganya berkisar di Rp 5.900-6.000 per saham.
Pahala menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dan mengikuti alur Kementerian BUMN soal pembeli saham karena banyak yang berminat untuk membeli saham bank pelat merah ini.
Mandiri saat ini memiliki 20,9 miliar lembar saham. Setelah right issue akan menjadi 24 miliar lembar saham.
Menurut Pahala, Mandiri akan memprioritaskan rencana right issue tersebut. Meski Mandiri juga harus membatalkan obligasi global.
Atas penerbitan right issue nanti, Pahala memperkirakan, total saham bertambah 11,3 persen dan saham juga akan terdelusi 6-7 persen. CAR atau rasio kecukupan modal diestimasikan juga bertambah 2-3 persen.Dengan right issue, CAR yang semula di bawah 12 persen akan naik menjadi 14 persen dan di akhir tahun diharapkan bisa menjadi 16 persen.
FEBRIANA FIRDAUS