"Dalam mengemban berbagai program dan misi kemanusiaan yang dilakukan PBB, maka perlu didukung dengan frekuensi penerbangan yang lebih baik," kata Direktur Utama PT Garuda Emirsyah Satar usai menandatangani nota kerja sama itu di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Rabu (25/8).
Sebagai maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, Garuda ingin dapat memfasilitasi kebutuhan PBB, terutama dalam hal perjalanan. "Ada sekitar 20 badan PBB di Indonesia. Mereka sering bepergian keliling Indonesia, bahkan dunia," ujarnya.
Menurut Emirsyah, Garuda dapat memperoleh penghasilan sedikitnya Rp 25 miliar dari PBB dalam setahun. Jumlah itu terbilang banyak untuk pelanggan dalam satu institusi. Setelah kesepahaman dibuat Garuda menargetkan pendapatan dari PBB Rp 25-50 miliar.
"Kami menargetkan dalam jumlah itu. Kalau tercapai, kami akan memberikan tambahan fasilitas kepada PBB," ujarnya. Fasilitas yang diberikan Garuda pun berbagai hal, antara lain seperti potongan harga untuk tiket pesawat.
Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, El-Mostafa Benlamih, menyambut baik kerja sama ini. Sebab, kemitraan ini dapat mengurangi biaya operasional badan-badan PBB. "Kami bisa menyisihkan lebih banyak dana untuk berbagai program dan kegiatan yang dapat menolong orang," katanya.
Dia mengatakan, dengan penerbangan Garuda PBB dapat mengirimkan perlengkapan vital kemanusiaan saat terjadi bencana alam di Indonesia melalui kargo. "PBB mengirimkan bantuan dan petugas kemanusiaan untuk membantu mereka yang sedang memerlukan," ujar dia.
Setiap tahun PBB mengeluarkan US$ 120 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun untuk pembangunan dan kegiatan kemanusiaan di Indonesia. Saat kegiatan darurat, jumlah ini meningkat signifikan. Selain PBB, Garuda juga menjalin kerja sama dengan 939 perusahaan besar di Tanah Air dalam bentuk layanan penerbangan.
SUTJI DECILYA