Sumber Tempo menyebutkan, Menteri BUMN terbang ke Shanghai selama tiga hari, dari Sabtu pekan lalu hingga Senin.
Ibrahim, menurut sumber itu, menawarkan tumpangan ke Shanghai lantaran hendak mengunjungi istrinya di sana. Mustafa pun menyetujui ajakan sahabatnya itu. Semula Mustafa akan berangkat bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono. Namun tiket akhirnya dibatalkan, adapun Agung tetap menumpang pesawat komersial.
Dalam kunjungan tersebut, menurut sumber itu, Ibrahim sempat menjamu Mustafa santap malam di hotel tempat mereka menginap. Keesokan paginya, Mustafa bertolak ke Xian untuk menyelesaikan pemesanan pesawat MA-60 buatan Xian Aircraft Industry Co Ltd (XAC) untuk PT Merpati Nusantara Airlines.
Saat dikonfirmasi, Mustafa mengakui dirinya diajak bepergian bersama Ibrahim itu. Menurut dia, kepergiannya itu atas izin Presiden. ”Hari ini (kemarin) saya siapkan laporannya,” ujarnya kemarin.
Ia mengaku tak mampu mengelak lantaran Ibrahim adalah seniornya di Aceh. ”Kami ada hubungan kultural. Saya tidak kuasa menolak,” katanya. Dia juga beralasan, kepergiannya itu bisa menghemat anggaran.
Selama tiga hari di Xian, menurut Mustafa, istrinya turut serta dalam rombongan yang berisi staf khusus menteri dan Direktur Merpati Nusantara Airlines. ”Istri saya ikut karena diajak oleh Pak Ibrahim,” katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan perjalanan dinas yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar ke Shanghai, Cina, menggunakan pesawat pribadi seorang pengusaha pada pekan lalu, termasuk gratifikasi.
“Jika benar dia ikut pesawat gratis dan tidak keluar ongkos, maka itu adalah gratifikasi,” kata juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi S.P., kemarin. Ia meminta Mustafa segera melapor ke KPK paling lambat 30 hari sejak perjalanan tersebut ditempuh.
Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menegur bawahannya itu. ”Itu termasuk penyalahgunaan wewenang,” katanya kemarin.
Mustafa, kata Emerson, seharusnya menolak pemberian fasilitas yang patut diduga terkait dengan jabatannya sebagai menteri. ”Kalau Mustafa hanya sopir bajaj, belum tentu dikasih fasilitas sejenis,” katanya.
Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, belum dapat dimintai konfirmasi kemarin. Telepon genggamnya tak aktif.
MUNAWWAROH | FEBRIYAN | ISMA SAVITRI | DEWI