Inilah yang terjadi pada Devi Rizki, 16 tahun, pelajar SMAN 2 Kota Probolinggo Jawa Timur. Gara-gara mengkritik kondisi sekolahnya yang ditulisnya pada Juli lalu, siswi kelas XI IPS I itu dikeluarkan dari sekolahnya.
Begini status yang ditulis Devi dalam akun facebooknya itu suatu hari. ’Skola tak brtanggung jawab + keparat ! Fvkind !’.
Rupanya selama ini banyak teman-temannya yang juga kecewa cuma mereka tak berani menuliskannya. Karena itu, begitu Devi menulis, sambutan langsung berhamburan. Bahkan teman-teman Devi mengomentarinya lebih pedas lagi. Komentar yang mampir itu diantaranya berbunyi begini:
’eo tha’,’helm e hani tadi disilet tetapi gak ada respon blas skola’,’koq iso jare pancene skolah iki’,’ati ati helmu marine dev’...(masa iya sih helmnya Hani tadi juga disilet tapi tak ada respons sama sekali dari sekolah. Hati-hati habis ini helm kamu Dev).
Kekecewaan dan keluhan Devi serta teman-temannya itu bukan tanpa alasan. Menurut Devi, selama sekolahnya tidak aman. Ada siswa yang kehilangan helm, ada yang mensilet jok motor siswa dan lain-lain. Anehnya, meski peristiwa itu cukup sering terjadi, kata Devi, sekolah tak merespons sama sekali.
Pihak sekolah rupanya kebakaran jenggot. Enam wali murid siswa dipanggil. Kepada mereka sekolah mengatakan kekecewaannya atas komentar-komentar siswa itu di akun facebook yang dianggap mencemarkan nama baik sekolah. Setelah dipanggil, lima orang dikeluarkan (drop out) dari sekolah. Sedangkan satu siswa lagi mendapat hukuman skorsing. Kelima orang yang kena DO itu Devi Rizki, Mega Ayu Karina, Rosdiana Islamiyati, Anissa Nurul dan Robi Arifin. Sedangkan yang diskors adalah Geraldi Prakoso.
"Saya dikabari paman yang waktu itu dipanggil pihak sekolah. Setelah dipanggil, paman bilang agar saya mencari sekolah baru," kata Mega, teman Devi yang juga terkena DO, akhir pekan lalu kepada Tempo. "Lima siswa kena hukuman tipe A yakni dipulangkan ke orang tua tanpa peringatan," Anissa, siswa yang juga terkena DO, menambahkan.
Wakil Kepala SMAN 2 Bidang Hubungan Masyarakat Muchamad Zaini tak menjawab tegas perihal sanksi itu. "Yang jelas persoalan itu sudah selesai. Para siswa sudah menemukan sekolah," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA