TEMPO Interaktif, Denpasar - Republik Indonesia dan Thailand tahun ini merayakan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Momentum istimewa itu dilakukan di forum Joint Commission Meeting (JCM) ketujuh antara kedua negara di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/9).
"Disini kami sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral yang bernilai strategis bagi kawasan Asia Tenggara," kata Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya.
Berbagai kegiatan akan digelar untuk menandai perayaan itu. Antara lain, seminar 60 Years of Diplomatic Relations Indonesia-Thailand 1950-2010: Reflections of Partnership and Prospects for Stronger Ties di Universitas Indonesia dan Commemorate the 60th Year Anniversary of Indonesia-Thailand Relations di Chulalongkorn University, Bangkok. Juga diterbitkan buku berjudul 60 years of Indonesia-Thailand Diplomatic Relations serta kamus Bahasa Indonesia-Bahasa Thailand dan sebaliknya.
Eratnya hubungan kedua negara, antara lain ditandai dengan kunjungan kedua pimpinan negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Bangkok pada Desember 2005, disusul kunjungan balik ke Jakarta oleh Perdana Menteri Samak Sundaravej pada Maret 2008 dan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva pada Februari 2009.
Selain itu, nilai perdagangan kedua negara juga terus meningkat. Pada 2009 nilainya mencapai 7,8 miliar dollar AS, atau bertambah sekitar 12,8 persen dibanding 2005. Nilai perdagangan Januari-Mei tahun ini telah mencapai 4,8 miliar dollar AS.
Total nilai perdagangan Indonesia 213 miliar dollar AS pada 009 dan target pertumbuhan ekonomi 5,8 persen tahun ini diharapkan memperkuat optimisme peningkatan kerja sama kedua belah pihak.
Menlu Thailand Piromya menyatakan, sangat berterima kasih atas berbagai peran dan inisiatif Indonesia. "Indonesia selalu berpandangan posisitif dan tidak memperlihatkan pandangan yang gegabah mengenai masalah dalam negeri kami," ujarnya.
Selain itu, Indonesia dianggap membantu penyelesaian masalah minoritas muslim di Thailand Selatan. "Indonesia adalah sebuah model negara yang berpenduduk Islam terbesar tetapi mampu mengelola perbedaan etnis dan agama secara harmonis," katanya.
ROFIQI HASAN