TEMPO Interaktif, Bandung - PT Jamsostek Wilayah Jawa Barat dan Banten, menyiapkan pinjaman dana renovasi rumah sebesar 50 persen dari kebutuhan renovasi rumah yang diajukan pekerja mulai semester II tahun ini.
"Kalau kebutuhannya 30 juta, Jamsotek akan memberikan sekitar 15 juta untuk renovasi rumah," ujar Ilyas Lubis, Kepala Jamsostek Wilayah Jawa Barat dan Banten, saat berbuka bersama dengan Jurnalis. di Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/9) Malam.
Ia menyatakan, penyerapan pinjaman uang muka perumahan kerja sama pihaknya dengan bank saat ini masih rendah. Dari alokasi sebesar Rp 30 miliar, yang terserap baru hanya sekitar 40 persen saja. "Supaya penyerapannya cepat, Jamsostek mulai memberikan bantuan dana renovasi rumah pada pekerja," ujarnya.
Tenor untuk bantuan penyerapan pinjaman rumah atau untuk renovasi sekitar 10 tahun di mana bunga yang ditetapkan untuk pinjaman uang muka rumah sekitar 3 persen dan untuk renovasi rumah sekitar 6 persen. Syaratnya, pekerja yang mengajukan minimal memiliki gaji sesuai UMK dan maksimal 5 Juta dan telah menjadi perserta Jamsostek minimal 1 tahun.
Ia menegaskan penyalurannya dilakukan melalui beberapa bank, di antaranya Bank Tabungan Negara, Bank Nasional Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan dua bank pembangunan daerah di Jakarta dan Bali. Karena melibatkan bank, untuk persyaratan lainnya ditentukan oleh perbankan. "Nantinya pekerja secara bersamaan mencicil untuk pembayaran uang muka bank dan KPR-nya secara sekaligus. Tapi dengan bunga yang rendah." katanya.
Baca Juga:
Penyerapan terbesar untuk pinjaman uang muka perumahan saat ini masih didominasi pekerja di Bandung disusul Cirebon dan Tangerang. "Pemilihan dengan kerja sama bank, karena dari pengalaman tahun lalu non performance loan saat penyaluran langsung oleh Jamsostek sangat tinggi," ujarnya.
Sampai dengan Juli 2010, PT Jamsostek Jawa Barat dan Banten paling tidak sudah menyalurkan dana sekitar Rp 1.036 triliun untuk sekitar 1,1 juta kasus pencairan pada Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Jumlah kepesertaan pekerja mencapai 7 juta tenaga kerja. Namun peserta yang aktif hanya sekitar 2,2 juta di 18.431 ribu perusahaan. Sisanya sekitar 4,7 juta di 9.028 perusahaan tidak aktif.
ALWAN RIDHA RAMDANI